Ahli Wabah UI Minta Jokowi Terapkan Karantina Wilayah Sesuai UU di Jabodetabek

14 Juni 2021 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman jenazah pasien corona di TPU Desa Bakalankrapyak, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021). Foto: Yusuf Nugroho/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman jenazah pasien corona di TPU Desa Bakalankrapyak, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021). Foto: Yusuf Nugroho/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Penemuan 62 kasus varian Delta (B16172) asal India di Kudus, Jawa Tengah, perlu segera diantisipasi oleh pemerintah pusat maupun daerah yang terdampak.
ADVERTISEMENT
Varian tersebut punya kemampuan penyebaran yang begitu cepat dan juga punya risiko pasien menjalani rawat inap yang juga lebih tinggi. Ahli Wabah UI Pandu Riono meminta pemerintah mempertimbangkan untuk menerapkan karantina wilayah.
"Pengetatan sesuai UU Karantina perlu dilakukan di wilayah-wilayah seperti Surabaya Raya, Malang Raya, Semarang Raya, Solo Raya, Jabodetabek, Bandung Raya, dst. Pengetatan sementara untuk menghentikan laju penularan virus Delta yang sudah beredar di wilayah tsb @jokowi @BudiGSadikin," tulis Pandu Riono di akun Twitter-nya, Minggu (13/6).

Karantina Wilayah Berdasar UU

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 mengenai Kekarantinaan Kesehatan, karantina wilayah dilakukan apabila sudah terdapat hasil uji laboratorium mengenai adanya penyebaran penyakit di antara masyarakat di suatu wilayah.
Pengetatan pengawasan juga harus dilakukan apabila karantina wilayah diterapkan. Masyarakat juga tidak diperkenankan untuk keluar masuk wilayah karantina.
ADVERTISEMENT
Selain itu, UU Kekarantinaan Kesehatan juga mengatur bahwa kebutuhan dasar masyarakat maupun ternak yang ada di wilayah karantina menjadi hal yang wajib ditanggung oleh pemerintah pusat.

Varian India Menyerang Jateng

Saat ini, beberapa daerah di Indonesia menemukan adanya kasus varian baru COVID-19 pada sejumlah sampel pasien yang diteliti. Misalnya seperti di Kudus, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mengkonfirmasi 86,11 persen pasien di Kudus terinfeksi varian Delta.
Seorang tenaga kesehatan berada di ruang isolasi Rajawali yang merawat ABK Kapal Hilma Bulker asal Filipina yang terpapar COVID-19 varian India di RSUD Cilacap, Jateng, Jumat (28/5/2021). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
"Dari 72 sampel yang telah diuji, hasilnya ditemukan 62 sampel atau 86,11 persen pasien COVID-19 dari Kudus terdeteksi Strain India (Delta) B16172," ungkap Ganjar melalui foto yang ia kirimkan lewat pesan singkat, Minggu (13/6).
Selain di Kudus, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan penemuan varian tersebut ada di daerah-daerah lainnya di Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
"Kita mulai melihat ada kenaikan yang signifikan di beberapa daerah dan khususnya teman-teman di Jateng ada di Karesidenan Kudus, Jepara, Rembang, Grobogan, Pati itu ada kenaikan, dan memang sudah terkonfirmasi itu adalah varian baru," kata Budi dalam seminar online bertajuk Perlindungan Hukum dalam Pelayanan Kedokteran yang Berkualitas yang digelar IDI Jateng.