AHY: Saya Salut dengan Moeldoko

7 Maret 2021 17:43 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolase AHY dan Moeldoko. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan dan Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kolase AHY dan Moeldoko. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan dan Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) geram dengan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
KLB yang digelar beberapa pendiri dan mantan pengurus itu memberikan mandat kepada Kepala Staf Presiden Jenderal (Purn) TNI Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat. Moeldoko kemudian menerima mandat itu.
AHY menekankan cara yang dilakukan oleh Moeldoko dan sejumlah pihak yang terlibat dalam KLB itu jelas inkonstitusional dan melawan hukum.
"Tapi kali ini sungguh berbeda karena aktor eksternal yaitu KSP, Saudara Moeldoko yang terlibat langsung dan dengan kesadaran penuh mengambil kepemimpinan PD secara tidak sah secara ilegal dan secara inkonstitusional," kata AHY di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Minggu (7/3).
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu kemudian menyentil Moeldoko. Ia mengaku tidak habis pikir dengan apa yang sudah dilakukan Moeldoko.
ADVERTISEMENT
"Menggunakan jaket Demokrat yang tidak menjadi haknya, kemudian menyuarakan bahwa merekalah yang memiliki otoritas sekarang. Saya tidak bisa masuk di akal sehat tetap itulah mereka, itulah sikap dan perilaku mereka," tegas AHY.
Lebih lanjut, AHY menyebut KLB Demokrat di Deli Serdang merupakan hal yang paling memalukan dan jauh dari etika politik. Sehingga ia memastikan Partai Demokrat akan melawan hasil KLB tersebut.
Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Foto: Endi Ahmad/Antara Foto
"Ya sungguh sesuatu yang tidak terpuji, tidak ksatria, dan memalukan karena jauh dari moral etika dan keteladan di partai ini. Kami tentu punya hak dan kewajiban moral melawan GPK PD yang tidak sah itu. Kalau kami diam, artinya sama saja bahwa PD juga membunuh demokrasi di negeri kita," ucap AHY.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita diam, sama saja kita membiarkan. Kemudian ada mereka-mereka yang berkomplot untuk motif pribadinya, uang, kekuasaan, kedudukan, kemudian semena-mena melakukan segala cara tanpa memandang konstitusi kita kemudian seolah-olah mereka bisa berkuasa begitu saja. Ini adalah sebuah contoh buruk dalam demokrasi," tutup mantan Cagub DKI Jakarta itu.