Airlangga Minta Satgas COVID-19 Daerah Sosialisasi Donor Plasma

21 Januari 2021 16:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat mendonorkan plasma darahnya di PMI. Foto: YouTube/Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat mendonorkan plasma darahnya di PMI. Foto: YouTube/Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah telah mencanangkan gerakan donor plasma konvalesen demi menekan kasus aktif COVID-19 di RS dan meningkatkan angka kesembuhan pasien corona. Menggandeng PMI, pemerintah mengajak para penyintas corona agar mendonorkan plasma konvalesen.
ADVERTISEMENT
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto, meminta setiap Satgas Penanganan COVID-19 di daerah perlu meningkatkan sosialisasi donor plasma tersebut.
Menurutnya, setiap kepala daerah bisa berkoordinasi dengan PMI untuk meningkatkan sosialisasi donor plasma.
"Gerakan ini harus dilakukan juga di berbagai daerah di seluruh Indonesia. BNPB juga sudah menggandeng PMI untuk bekerja sama untuk pengadaan plasma konvalesen ini," ujar Airlangga dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (21/1).
"Kan Satgas di provinsi dan kabupaten/kota yang dipimpin gubernur, bupati, dan wali kota. Sehingga tentu diharapkan di masing-masing daerah juga ada PMI dan sebagian juga dijabat gubernur atau wakil gubernur. Jadi tentu ini diharapkan akan semakin baik koordinasinya dan gerakan ini semoga harus terus digaungkan," lanjutnya.
Petugas melakukan proses pengambilan plasma darah atau plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19, di Unit Donor Darah (UDD) PMI Banyumas, Banyumas, Jateng, Senin (7/12/2020). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
Perlunya sosialisasi secara masif terutama di daerah, kata Airlangga, lantaran sejauh ini PMI baru menerima sekitar 1.000 donor per bulan, dari target kebutuhan 5.000 per bulan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, rasio kebutuhan plasma daerah saat ini 1 kantong plasma daerah dibutuhkan sekitar 80 orang. Padahal idealnya 1 kantong plasma darah untuk 2 orang.
"768 ribu penyintas COVID-19 ini 10%-nya saja bisa menyumbang ini sudah memenuhi target yang diharapkan PMI dan sangat dibutuhkan oleh saudara-saudara kita. Karena memang 1 orang bisa diambil 400-500 cc. Sehingga bisa cukup kalau ambil satu orang 2 plasma itu satu orang, tapi kalau satu orang bisa satu plasma itu bisa (digunakan) dua orang," ucapnya.
Airlangga menilai, mengajak penyintas corona tidak terlalu sulit lantaran RS memiliki data siapa pasien corona yang sudah sembuh. Sehingga, PMI dan Satgas di daerah bisa mengetahui potensi calon pendonor plasma.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengajak para pimpinan daerah yang pernah terpapar corona agar bisa mendonorkan plasma darah, seperti yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat donor darah plasma konvalesen di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta. Foto: PPID DKI Jakarta
"Tentu masing-masing kepala daerah sudah mengerti dan misalnya Gubernur DKI (Anies Baswedan) juga sudah memberikan darah. Ini (donor plasma) kegiatan yang sangat real untuk menyelamatkan jiwa sesama masyarakat. Kapan lagi kita bisa menyelamatkan sesama kita kalau tidak dengan plasma yang kita berikan," tutupnya.
Sebelumnya Menko PMK, Muhadjir Effendy, menyatakan pencanangan gerakan donor plasma konvalesen dilatarbelakangi hasil riset awal yang dilakukan RS Saiful Anwar, Malang.
Berdasarkan hasil penelitian awal, tingkat kesembuhan pasien corona bergejala berat yang menjalani terapi plasma mencapai 100 persen. Adapun bagi pasien corona yang berstatus krisis, kata Muhadjir, tingkat kesembuhannya mencapai 85%.
ADVERTISEMENT