AIVITA Ungkap Hasil Uji I Vaksin Nusantara: Lindungi dari Semua Varian Corona

26 Februari 2021 12:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terawan Agus Putranto saat meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi Semarang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Terawan Agus Putranto saat meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi Semarang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengembangan Vaksin Nusantara yang diinisiasi Terawan Agus Putranto turut menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, AIVITA Biomedical. Vaksin corona ini menggunakan metode sel dendritik yang biasa digunakan untuk pengobatan pasien kanker otak, namun kini ikut dikembangkan untuk pembuatan vaksin corona.
ADVERTISEMENT
AIVITA Biomedical mengumumkan laporan penyelesaian uji klinis tahap I kandidat vaksin corona, AV-COVID-19, di Indonesia dalam siaran pers pada Kamis (25/2) kemarin.
Dalam laporannya, disebutkan 27 relawan yang mengikuti uji klinis menunjukkan hasil pengobatan yang ditoleransi dengan baik, tidak mengalami efek samping serius, dan individu dapat menghasilkan antibodi.
Kantor pusat AIVITA Biomedical di Irvine, California, AS. Foto: aivitabiomedical.com
Setelah ini, AIVITA tengah berdiskusi dengan otoritas regulasi setempat untuk mengadakan uji klinis fase II di Indonesia. Serta, melakukan proses investigasi klinis AV-COVID-19 di Amerika Serikat pada awal 2021.
"Kami terus melihat kebutuhan global yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk [pembuatan] vaksin pencegahan yang dapat cepat diskalakan, dan diadaptasi untuk memberikan perlindungan terhadap semua varian virus COVID-19," kata Kepala Eksekutif AIVITA, Hans Keirstead, dalam siaran pers yang dikutip Jumat (26/2).
ADVERTISEMENT
Keirstead kemudian menjelaskan pembuatan vaksin corona yang dikembangkan AIVITA dan rencana melakukan uji klinis di Indonesia serta AS.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
"Vaksin buatan kami dapat dibuat secara lokal untuk mendukung stimulasi ekonomi regional, dengan menggunakan peralatan yang dapat diproduksi dengan cepat dalam skala besar. Selain itu, bahan-bahan kami dapat diadaptasi untuk segera membuat vaksin baru melawan mutasi virus," jelas dia.
"Dengan model yang tidak terpusat ini, kami dapat melakukan studi di Indonesia sambil menuju uji klinis di Amerika Serikat awal tahun ini, dan bersiap untuk distribusi di seluruh dunia," imbuhnya.
Ia menyampaikan, vaksin corona yang dipersonalisasi jadi AV-COVID-19 ini menggunakan platform terapi sel autologus AIVITA. Platform ini sebelumnya telah terbukti aman dan efektif untuk program vaksin terapeutik bagi penderita kanker.
ADVERTISEMENT
Dalam hasil uji praklinis, AIVITA telah berhasil menunjukkan beberapa antigen Sars-CoV-2 dengan antibodi immunoglobulin alami dari pasien COVID-19. Hal ini sekaligus membuktikan antigen ini bisa mencapai target kekebalan sesuai produk vaksin corona yang ingin dibuat.
Penandatanganan perjanjian kerasama uji klinik vaksin antara Badan Litbang Badan Kesehatan dan PT Rama Emerald Multi Sukses. Foto: Dok. Litbang.kemkes.go.id
Nantinya, jika studi klinis berhasil, maka vaksin AV-COVID-19 akan menawarkan manfaat unik dan berbeda dibandingkan teknologi vaksin tradisional lainnya.
Produsen vaksin corona di ribuan laboratorium di seluruh dunia dapat membuat vaksin dengan menggunakan kit yang disediakan AIVITA. Sehingga, pembuatan dapat dilakukan mandiri di daerahnya masing-masing.
Selain itu, peralatan tersebut juga bisa bersumber dari pemasok lokal, ataupun pemasok alternatif lainnya. Sehingga diharapkan bisa membantu meningkatkan perekonomian lokal.
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr. kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Teknologi sel dendritik ini dibawa ke Indonesia pada Oktober 2020 saat Terawan masih menjadi Menteri Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Terawan ikut menyaksikan penandatanganan kerja sama uji klinis vaksin corona berbasis sel dendritik antara Kemenkes dengan PT Rama Emerald Multi Sukses, yang telah diberikan lisensinya oleh AIVITA Biomedical. Pengembangan vaksin ini dilakukan bersama Universitas Diponegoro dan RSUP dr. Kariadi, Semarang.