Akibat Isu Mistis, Rumah Bekas Pondok Tahfiz di Medan Digeruduk Warga

14 September 2020 20:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memadati bekas pondok Tahfiz yang di Medan karena termakan isu mistis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga memadati bekas pondok Tahfiz yang di Medan karena termakan isu mistis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga menggeruduk rumah bekas pondok tahfiz Al-Quran di Gang Kancil, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Senin (14/9). Mereka meminta lantai rumah itu dibongkar karena diduga ada mayat yang di kubur di sana.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, sekitar pukul 13.00 WIB warga sudah berkerumun di rumah itu.
Mulanya, masyarakat menerima informasi itu dari seorang warga yang kesurupan pada Sabtu (12/9). Ketika itu, dia menyebut ada mayat di rumah itu.
Tidak lama setelah setelah warga berkumpul, dua orang wanita tiba-tiba kesurupan. Salah seorang di antaranya berteriak histeris sambil berjalan menuju rumah itu. Sejumlah warga menuntutnya sambil bertanya di mana lokasi mayat dikubur.
“Tunjukkan di mana tempatnya?” kata salah seorang warga.
Warga memadati bekas pondok Tahfiz yang di Medan karena termakan isu mistis. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Teriakan wanita yang kesurupan itu kemudian memprovokasi warga lainnya hingga mereka berusaha masuk rumah. Akibatnya, gerbang rumah yang dikunci roboh karena digoyang massa.
Setelah masuk ke halaman rumah, wanita yang kesurupan semakin histeris. Warga lalu mencari lokasi yang diduga dijadikan kuburan. Mereka bahkan sudah masuk ke bagian belakang rumah.
ADVERTISEMENT
Ketika suasana semakin tidak kondusif, sekitar pukul 14.30 WIB Kepala Lingkungan VI Dayat Iskandar datang untuk menenangkan warga. Dia menjelaskan, bahwa kamar itu sudah dibongkar polisi dan perangkat desa. Ia juga memastikan tidak ada mayat di sana.
“Tadi sudah dibongkar sama polisi kan. Bukan kalian aja yang tahu wartawan juga tahu,” kata Dayat kepada warga.
Dayat menjelaskan, sebelum keributan terjadi, pada pagi hari tadi, polisi dan perangkat desa sudah membongkar rumah yang dimaksud. Tetapi tidak jenazah yang ditemukan.
“Tadi dikorek sampai ke dalaman 1 meter. Teruskan gini, si penggali kubur yang biasa gali kubu alasan dia kalau memang ditemukan mayat walaupun sudah lama atau sudah membusuk, tanahnya berubah. Hitam atau apa ini sama warnanya (tidak berubah) dan tetap padat,” ucap Dayat.
Kepala Lingkungan VI Dayat saat menenangkan warga yang ingin membongkar bangunan kamar di bekas pondok Tanfiz. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Atas dasar itu, Dayat mengatakan kecurigaan masyarakat tidak terbukti. Dayat juga mengaku tidak akan menutup nutupi kejadian sebenarnya termasuk isu mayat yang dikubur di sana adalah seorang bocah berusia 8 tahun.
ADVERTISEMENT
“Yang merasa kehilangan anak siapa? Yang merasakan kerugian ini siapa? Terus rumah orang mau dihancurkan, apa gunanya? Kecuali di tempat kita ini ada salah satu yang hilang anaknya, enggak pulang pulang. (Ini) Kok mau dirusak karena ada yang kesurupan, terus ada yang kopong-kopong lantainya,” jelas Dayat.
Selain itu Dayat mengatakan kalau masyarakat tidak puas, ia mempersilahkan agar dilakukan pembongkaran ulang di rumah tersebut. Tetapi syaratnya biaya perbaikan pembongkaran ditanggung warga.
“Kita buat hitam di atas putih saya bersedia membongkar untuk mencari kebenaran bila terjadi kerusakan saya bersedia mengganti upah pembongkaran, saya yang menanggung. Kalau itu Boleh, (tinggal) teken. Silahkan. Siapa yang mau?” ujar dia.
Warga yang keserupan saat berjalan menuju rumah bekas Pondok Tahfiz di Medan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan

Warga Bubar Setelah Mendapat Penjelasan Kepala Lingkungan VI

Setelah mendengarkan arahan Dayat, sekitar pukul 15.00 WIB warga akhirnya membubarkan diri. Sedangkan wanita yang sempat kesurupan dibawa pulang ke rumahnya.
ADVERTISEMENT
Dayat kembali menjelaskan, kronologi pembongkaran bekas rumah tahfiz itu berawal dari laporan warga.
“(Penyewanya) meninggalkan lokasi ini tanpa diketahui oleh pemilik rumah,” kata dia.
Setelah itu pada Sabtu kemarin seorang donatur di rumah tahfiz itu datang untuk memberikan sumbangan. Namun setibanya di lokasi, ternyata tempat itu sudah ditutup.
“Beliau mungkin kecewa, lalu beliau ada berbicara dengan tetangga sini. Beliau katakan bongkar keramik di kamar itu. Seolah-olah dia macam kesurupan antara sadar dan tidak,” ucap Dayat.
Dayat mengatakan jika donatur itu yang ternyata memberikan informasi kepada masyarakat jika ada mayat di salah satu kamar.
“Itu keterangan dari dia (donatur) dan itu informasi itu bukan ke saya datangnya. Tapi ke masyarakat sini, tetangga sini,” ujar Dayat
ADVERTISEMENT
Setelah itu, masyarakat melapor kepada Dayat untuk membongkar tempat itu. Mulanya ia sempat menolak untuk membongkar rumah tersebut.
“Saya larang, harus kita temui dulu pemilik rumah atau izin dulu kepada pemilik rumah supaya tidak terjadi kesalahan,” ujar dia.
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Shutter Stock

Ustaz di Rumah Tahfiz Tersandung Kasus Asusila

Dayat menjelaskan, sebelum ditinggal pemiliknya, rumah tahfiz itu dihuni puluhan santri. Mereka diasuh oleh seorang Ustaz berinisial T. Namun pada bulan April lalu, T terseret kasus asusila.
“Betul di bulan 4 kasusnya,” kata Dayat.
Namun Dayat mengatakan jika kasus itu berakhir damai. Selain itu, selama hampir dua tahun di sana, Ustaz T dikenal sebagai pribadi yang menutup diri.
“Dia (Taufik) berdomisili di sini pun tidak ada lapor ke kami. Sebulan yang lalu masih di sini (santri), kurang lebih gitu satu bulan,” ucap dia.
ADVERTISEMENT
Dayat menambahkan, Ustaz T diduga meninggalkan santri-santrinya sejak sebulan lalu. Di pergi tanpa meninggalkan jejak.
Sedangkan berdasarkan informasi dari warga setempat, ada sekitar puluhan santri yang ditinggalkan Ustaz T. Tetapi saat ini mereka sudah diasuh di salah satu masjid di Kota Medan.
Ketika dikonfirmasi, Kanit Unit PPA Polrestabes Medan AKP Madianta Ginting membenarkan kasus pencabulan yang menjerat Ustaz T.
“Ya bang,” kata Madianta.
Namun ia belum merinci bagaimana kelanjutan kasus tersebut.