Akibat Pandemi, 48 Anak di Pandeglang Jadi Yatim Piatu dan Putus Sekolah

7 September 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan memberikan vaksin corona kepada seorang siswa saat vaksinasi corona anak usia 12-17 tahun di SMA Negeri 20 Jakarta Pusat, Kamis (1/7).  Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan memberikan vaksin corona kepada seorang siswa saat vaksinasi corona anak usia 12-17 tahun di SMA Negeri 20 Jakarta Pusat, Kamis (1/7). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sebanyak 48 anak-anak di Pandeglang, Banten, menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat COVID-19. Bahkan, anak-anak tersebut tidak lanjut sekolah.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang, Nuriah, mengatakan anak-anak itu putus sekolah karena tidak memiliki biaya.
“Data sementara ada 48 anak yatim piatu selama pandemi dan kami juga menemukan ada anak putus sekolah hingga tidak melanjutkan pendidikan sampai tingkat SMP dan SMA,” ujar Nuriah, Selasa (7/9).
Dinsos tengah mengupayakan anak-anak itu mendapatkan bantuan dari Kemensos. Selain itu, ia juga masih menunggu data anak yatim dari masing-masing kecamatan di Pandeglang.
“Ada bantuan sebesar Rp 500 ribu dari Kemensos. Pemerintah tidak akan tinggal diam pada nasib anak yatim itu. Bahkan jika anak yatim sudah masuk DTKS, biaya perkuliahannya juga akan ditanggung pemerintah. Kan ada Kartu Indonesia Pintar (KIP),” imbuhnya.
Sementara Bupati Pandeglang Irna Narulita meminta anak yang orang tuanya meninggal dunia karena COVID-19 tidak bersedih dan berkecil hati. Sebab, hal itu menjadi bagian dari tanggung jawab sebagai kepala daerah.
ADVERTISEMENT
"Kalian semua (anak yatim) anak ibu, walau orang tua kandung kalian meninggal. Ibu ingin kalian terus beraktivitas, maka apa yang ibu bisa bantu akan ibu lakukan," ujar Irna.