Aksi Parade Juang Perempuan Sebut Larangan Bercadar Diskriminatif
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peringatan Hari Perempuan Internasional di Jakarta dirayakan dengan aksi turun ke jalan oleh sejumlah organisasi buruh dan wanita.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan (kumparan.com), Kamis (8/3) aksi dimulai pukul 10.00 WIB dan berlangsung damai di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Pada aksi tersebut, beberapa tuntutan disampaikan terkait kesetaraan gender, pelecehan seksual, hingga penghapusan diskriminasi terhadap perempuan baik di ruang publik maupun di mata hukum. Tidak hanya itu, isu pelarangan bercadar di kampus turut menjadi bahasan dalam aksi tersebut.
Wakil koordinator aksi, Nur Aini, mengatakan isu diskriminasi cadar di kampus juga menjadi bagian dari tuntutan kesetaraan.
Nur Aini menyayangkan pelarangan cadar di kampus. Menurutnya kampus seharusnya menjadi tempat kebebasan berekspresi dan berpendapat, bukan sebaliknya.
"Karena itu (cadar) sebagai ekspresi perempuan, bicara dengan cadar ini isunya dari kampus, dan sangat disayangkan karena kampus kan tempat untuk berekspresi, malah digunakan tempat untuk represif" kata Nur Aini sebelum aksi, Rabu (8/3).
ADVERTISEMENT
"Seharusnya kampus jadi tempat lahirnya demokrasi," imbuhnya.
Menurutnya, bercadar atau tidak, hak perempuan harusnya tetap sama. "Apa pun kondisi perempuan entah bercadar atau tidak itu tidak akan menghilangkan keperempuanannya," ujar Nur Aini.
Dalam orasinya, Nur Aini dengan lantang menyebut saat ini perempuan mengalami begitu banyak kebiri dan semua tindakannya dipermasalahkan.
"Perempuan pakai rok moni disalahkan, perempuan menutup aurat disalahkan, perempuan selalu disalahkan oleh negara, perempuan semakin diatur. Mau pakai rok mini dibilang seksi, mau pakai cadar dibilang teroris," tuturnya.