Alasan Mbah Salami Pilih Jualan Baju Bekas di Area Terlarang di Solo

31 Januari 2020 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mbah Salami, lansia yang berjualan baju bekas di Solo selama 52 tahun. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mbah Salami, lansia yang berjualan baju bekas di Solo selama 52 tahun. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Sri Salami (78) tetap teguh dengan pilihannya untuk berjualan baju bekas di pinggir Jalan Veteran, Solo, Jateng. Padahal, lokasi tersebut merupakan area terlarang untuk Pedagang Kaki Lima (PKL). Ketika berjualan, ia tak bisa lepas dari rasa was-was.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah beberapa kali terkena razia Satpol PP. Ya, mau bagaimana lagi tidak ada tempat berjualan. Ada tempat baru di Pasar Gemblegan lantai II yang ditawarkan Pemkot Solo sebagai lokasi berjualan," ucap wanita yang akrab disapa Mbah Salami di rumahnya, Jumat (31/1).
Akan tetapi, Mbah Salami menolak tawaran tersebut. Ia beralasan tidak kuat lagi untuk menaiki tangga ke lantai dua. Dan ia memilih berjualan di zona terlarang dengan risiko siap ditertibkan sewaktu-waktu.
"Saya memilih berjualan pukul 13.00 WIB hingga 17.30 WIB agar tidak terjaring razia Satpol PP," tambah Mbah Salami.
Ia mengaku, keluarganya meminta untuk berhenti berjualan. Akan tetapi, ia menolak permintaan tersebut secara halus.
"Saya tidak tahan di rumah berlama-lama. Badan terasa pegel-pegel kalau hanya diam di rumah. Saya pilih berjualan dengan jalan kaki sepanjang 3 kilometer," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga tak bisa menolak permintaan Mbah Salami. Setiap mau jalan berjualan, keluarganya selalu berpesan agar hati-hati, terutama ketika menyeberang jalan. Sebab, ia tak mau diantar ataupun dijemput.
"Kalau berjualan saya menolak diantarkan atau dijemput pulang. Kalau saya diantarkan nanti tidak bisa mampir ke pasar membelikan oleh-oleh cucu di rumah," kata dia.
Mbah Salami sudah berjualan baju bekas di Jalan Veteran selama 25 tahun. Ia mengaku telah berjualan sejak sekolah di SMP. Ia memilih berjualan baju bekas dibandingkan mengemis.