Alasan Najwa Shihab Hadirkan Bangku Kosong Gantikan Menteri Terawan

30 September 2020 10:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Najwaa Shihab. Foto: Raja Siregar
zoom-in-whitePerbesar
Najwaa Shihab. Foto: Raja Siregar
ADVERTISEMENT
Presenter Najwa Shihab membeberkan konsep wawancara bangku kosong dan seolah-olah berbicara dengan Menkes Terawan Agus Putranto. Kemasan wawancara itu sebelumnya viral di sejumlah media sosial. Sejumlah netizen memuji kreativitas pembawaan program tersebut.
ADVERTISEMENT
Melalui akun Instagramnya yang diunggah pada Selasa (28/9), Najwa mengatakan program acara menghadirkan bangku kosong bukanlah ide yang baru. Ia menyebut, sejumlah negara seperti Inggris dan Amerika Serikat sudah biasa menghadirkan bangku kosong yang semestinya diisi pejabat publik dalam program wawancara.
"Treatment ini juga berbeda dengan format wawancara imajiner. Pertama, pada dasarnya saya tidak sedang melakukan wawancara, saya hanya sedang mengajukan pertanyaan. Pertanyaan, kan, tidak harus diajukan secara tatap muka," tulis Najwa.
Ia menegaskan, pertanyaan yang ia ajukan juga bukan imajiner dan tidak mengarang. Selain itu, ia juga tak membuat jawaban fiktif yang seolah-olah ia sudah berdialog dengan Menkes Terawan.
"Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai pengampu program Mata Najwa, ia berharap Menkes Terawan bersedia hadir dalam acara tersebut. Meski begitu, ia sudah cukup senang jika Menkes Terawan menjawab kegelisahan publik di luar progam yang ia bawahan.
"Sebab kerja-kerja mengawasi proses politik dan pengambilan kebijakan adalah tugas bersama, dan saya percaya @Narasi.tv tidak sendirian melakukannya," tegas Najwa.
Ia menyebut, telah mempertimbangkan dengan saksama untuk menghadirkan bangku kosong, termasuk tuduhan melakukan persekusi.
"Saya berkeyakinan, elite pejabat, apalagi eksekutif tertinggi setelah presiden, bukanlah pihak yang less power -- aspek penting yang menjadi prasyarat sebuah tindakan bisa disebut persekusi atau bullying," ujar Najwa.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.