Alat GeNose UGM Kini Bisa Deteksi Corona Hanya Dalam 80 Detik

25 September 2020 17:44 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
zoom-in-whitePerbesar
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
ADVERTISEMENT
Alat GeNose atau Teknologi Pengendus COVID-19 buatan UGM mengalami pengembangan signifikan. Setelah diklaim mampu deteksi corona dalam 3 menit, kini pendeteksi corona melalui napas ini hanya butuh waktu 80 detik.
ADVERTISEMENT
"Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi," kata Ketua Peneliti GeNose yang juga Dosen Fisika FMIPA UGM Kuwat Triyana dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (25/9).
Sementara peneliti lain, Dian Kesumapramudya Nurputra menjelaskan alat ini mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC). VOC ini terbentuk karena adanya infeksi COVID-19 yang keluar bersama nafas melalui hembusan nafas ke dalam kantong khusus.
Setelah itu ada proses identifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan Artificial Intelligence.
Teknologi GeNose oleh UGM. Foto: Dok. Istimewa
"GeNose telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID Bambanglipuro di Yogyakarta hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi yaitu 97 persen. Setelah melalui uji klinis tahap pertama, saat ini GeNose tengah memasuki uji klinis tahap kedua," jelas Dian.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya dalam presentasi di Kemenristek BRIN, GeNose diklaim memiliki harga yang lebih terjangkau dari alat tes lain.
"Tentang harganya alat ini sangat murah. Prediksi kami untuk membuat 1 unit itu sekitar Rp 40 juta, bisa dipakai untuk 100 ribu tes," kata Wakil Rektor UGM Paripurna Poerwoko Sugarda saat memamerkan alat ini di Kemenristek BRIN, Kamis (24/9).
Namun, Paripurna mengaku untuk alat penampung napas pihaknya masih beli. Alat itu sebenarnya terjangkau karena terbuat dari plastik yaitu Rp 500 satuannya.
"Tapi kami sudah diskusi dengan industri dan industri bisa membuat dengan harga Rp 500 per plastik itu. Kami juga masih mencari alternatif kemungkinan bagaimana kalau itu tidak dari plastik tapi dari karet atau kertas, sehingga tidak menambah pencemaran lingkungan," katanya.
ADVERTISEMENT