Alokasi APBN 2023 Jateng Rp 104 T, Ganjar Minta Fokus Kemandirian Pangan-Energi

7 Desember 2022 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi TKD Tahun Anggaran 2023 kepada pimpinan instansi vertikal serta 35 bupati/wali kota se-Jateng Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jateng, Selasa (6/12/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi TKD Tahun Anggaran 2023 kepada pimpinan instansi vertikal serta 35 bupati/wali kota se-Jateng Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jateng, Selasa (6/12/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2023 kepada pimpinan instansi vertikal serta 35 bupati/wali kota se-Jateng.
ADVERTISEMENT
DIPA dan Daftar Alokasi TKD merupakan dokumen APBN yang digunakan sebagai acuan pimpinan instansi vertikal dan kepala daerah dalam melaksanakan program pembangunan secara kolaboratif.
Dari dua dokumen tersebut, Ganjar menginstruksikan jajaran di Jateng menggunakan alokasi APBN 2023 untuk memperkuat berbagai bentuk investasi hingga kemandirian pangan dan energi. Total keseluruhan alokasi belanja APBN 2023 untuk Provinsi Jateng sebesar Rp 104,28 triliun.
"Umpama perbaikan jalan, jembatan yang fisik, pengurangan angka kemiskinan, menekan angka pengangguran, agar semuanya bisa membuka lapangan kerja," kata Ganjar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jateng, Selasa (6/12/2022).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi TKD Tahun Anggaran 2023 kepada pimpinan instansi vertikal serta 35 bupati/wali kota se-Jateng Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jateng, Selasa (6/12/2022). Foto: Dok. Istimewa
Menurut Ganjar, penggunaan dana untuk investasi sangat penting dilakukan dalam menghadapi 2023. Pasalnya, Ganjar menyebut di tahun tersebut situasi ekonomi dunia dan nasional diperkirakan tidak mudah.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, Ganjar menekankan kepada jajaran untuk mempersiapkan kekuatan agar anggarannya dapat bermanfaat di segala sektor. Ganjar mendorong agar pengelolaan anggaran ini dilakukan dengan baik dan transparan.
"Kita punya daya, kita punya kekuatan, kita punya sumber yang baik. Maka kalau dikelola dengan baik, maka sebenarnya di tengah sulitnya situasi dunia, kemandirian kita diuji dan bisa kita tunjukkan," katanya.
Sebelum menerima alokasi APBN 2023, Ganjar menyebut Pemprov Jateng sudah melakukan persiapan di sejumlah sektor. Khususnya terkait pertanian, energi, dan ekonomi kerakyatan.
Sebab itu, Ganjar optimis alokasi anggaran dan perencanaan investasi 2023 nanti akan menyelesaikan berbagai persoalan di Jateng. Sehingga, kata Ganjar, seluruh masyarakat Jateng bisa merasakan manfaatnya.
"Bicara pangan kita pasti mampu, transisi energi sedang kita lakukan, tambah digenjot SDM-nya. Maka tadi penurunan stunting, angka kemiskinan, datanya dong dikejar. Sehingga satu data Indonesia itu mesti diterjemahkan satu data provinsi kabupaten, kota, sampai ke desanya beres semua," pungkas Ganjar.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi TKD Tahun Anggaran 2023 kepada pimpinan instansi vertikal serta 35 bupati/wali kota se-Jateng Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jateng, Selasa (6/12/2022). Foto: Dok. Istimewa
Berdasarkan perkiraan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), perekonomian Jateng akan tumbuh sebesar 4,5 persen hingga 5,3 persen. Hal tersebut dibarengi dengan proses pemulihan ekonomi yang terus dijaga.
ADVERTISEMENT
Presiden JokoWI telah menyerahkan dokumen DIPA dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) di Istana Negara, Jakarta, Senin (01/12/2022). Dengan diserahkannya dua dokumen ini, MenKEU Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN 2023 akan dilaksanakan.
"Dengan penyerahan ini berarti seluruh kementerian-lembaga dan pemerintah daerah sudah mulai bisa melakukan kegiatan, termasuk melakukan procurement (pengadaan barang dan jasa) meskipun belum masuk Tahun Anggaran 2023," terang Sri Mulyani.