Amerika Serikat Kecam Peluncuran Uji Coba Rudal di Laut China Selatan

28 Agustus 2020 5:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laut China Selatan. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Laut China Selatan. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
China meluncurkan rudal uji coba di Laut China Selatan, Kamis (27/8). Uji coba rudal tersebut dikritik oleh Amerika Serikat karena disebut mengancam kedamaian dan keamanan di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Departemen Pertahanan AS melaporkan Beijing meluncurkan sebanyak empat rudal saat latihan militer di sekitar Kepulauan Paracel. Pentagon mengatakan, langkah tersebut bertentang dengan komitmen China pada tahun 2002 untuk menghindari aktivitas provokatif apa pun.
"Tindakan China, termasuk uji coba rudal, semakin mengguncang situasi Laut China Selatan," kata Pentagon dalam pernyataannya.
"Latihan tersebut juga melanggar komitmen China di bawah Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea yang ditandatangani pada tahun 2002 untuk menghindari segala aktivitas yang dapat memperumit atau meningkatkan perselisihan, dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas," ujar Pentagon.
Selama beberapa dekade terakhir, China membangun fasilitas militer di sekitar kawasan di Laut China Selatan untuk menegaskan kedaulatannya atas wilayah yang diklaim oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pentagon mengungkapkan, latihan yang digelar pada 23-29 Agustus dekat Paracel -- yang disebut Xisha --merupakan "yang terbaru dari serangkaian tindakan China untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan tetangganya di Asia Tenggara".
Padahal pada Juli, AS telah mendesak China untuk mengurangi "militerisasi dan pemaksaan" di wilayah tersebut. Namun, "China malah memilih untuk meningkatkan aktivitas latihannya dengan menembakkan rudal".
Sebelumnya, Beijing mengecam Washington atas daftar hitam dua lusin perusahaan milik China yang terlibat dalam membangun dan memasok pangkalan China di Laut China Selatan.
"AS sangat menganggu urusan dalam negeri China... itu merupakan logika tirani dan politik kekuasaan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.
"China akan mengambil langkah-langkah tegas untuk menegakkan hak dan kepentingan sah perusahaan dan individu China," tuturnya.
ADVERTISEMENT