Amerika Serikat Kecewa Turki Jadikan Kembali Hagia Sophia sebagai Masjid

11 Juli 2020 7:47 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berkumpul untuk salat malam setelah keputusan pengadilan yang memutuskan museum Hagia Sophia kembali menjadi masjid, di Istanbul, Turki, Jumat (10/7). Foto: Murad Sezer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga berkumpul untuk salat malam setelah keputusan pengadilan yang memutuskan museum Hagia Sophia kembali menjadi masjid, di Istanbul, Turki, Jumat (10/7). Foto: Murad Sezer/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Turki menjadikan kembali status Hagia Sophia sebagai masjid. Meski demikian, bangunan ikonik di Istanbul ini tetap dapat dikunjungi semua orang termasuk, non-Muslim. Namun keputusan Turki mengubah status Hagia Sophia sebagai masjid membuat Amerika Serikat (AS) kecewa.
ADVERTISEMENT
"Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, dilansir AFP, Sabtu (11/7).
Meski demikian, Ortagus menerima keputusan Turki tetap mengizinkan semua orang dapat ke Hagia Sophia.
"Kami memahami bahwa pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia untuk semua pengunjung, dan berharap untuk mendengar rencananya untuk melanjutkan pengelolaan Hagia Sophia untuk memastikannya tetap dapat diakses tanpa hambatan untuk semua," kata Ortagus.
Sejumlah warga bersorak setelah keputusan pengadilan yang memutuskan museum Hagia Sophia kembali menjadi masjid, di Istanbul, Turki, Jumat (10/7). Foto: Murad Sezer/REUTERS
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada pekan lalu menyebut status Hagia Sophia sebagai museum adalah contoh komitmen pemerintah Turki selama ini untuk menghormati tradisi agama dan sejarah yang beragama.
Namun menurut Pompeo, keputusan pemerintah Turki menjadikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid berisiko terhadap pengurangan nilai warisan bangunan luar biasa ini.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bejabat tangan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan saat pertemuan di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Joshua Roberts
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menegaskan Hagia Sophia tetap terbuka untuk siapa saja, termasuk non-Muslim. Menurutnya, situs warisan dunia UNESCO ini adalah warisan bersama untuk seluruh umat manusia.
ADVERTISEMENT
"Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan terbuka lebar untuk penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim," terangnya.
Selain itu, Erdogan meminta keputusan ini agar dimaknai sebagai bentuk kedaulatan Turki terhadap pengelolaan dalam negerinya.
"Masalah tujuan apa yang akan digunakan Hagia Sophia adalah masalah hak-hak kedaulatan Turki," ungkap Erdogan.
Museum Hagia Sophia di Turki. Foto: Umit Bektas/Reuters
Erdogan mengumumkan Hagia Sophia akan dibuka kembali sebagai masjid pada 24 Juli, ditandai dengan salat Jumat berjemaah.
Keputusan Erdogan ini dilakukan setelah Pengadilan tinggi tata usaha Turki atau Dewan Negara pada Jumat (10/7) membatalkan dekrit yang dikeluarkan Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Atatürk, pada 1934. Saat itu, Ataturk menyetujui perubahan fungsi Hagia Sophia dari masjid ke museum.
Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai katedral Kristen saat Kekaisaran Bizantium, tetapi diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453. Kemudian diubah menjadi museum pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, pendiri sekularisasi Turki modern pada 1930-an.
ADVERTISEMENT
Sebagai magnet bagi wisatawan di seluruh dunia, Hagia Sophia telah menarik 3,8 juta wisatawan pada 2019.
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
————-----------------------
Saksikan video menarik di bawah ini.