Anak Krakatau Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada Potensi Tsunami di Malam Hari

25 April 2022 22:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Jumat (4/2/2022). Foto: magma.esdm.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Jumat (4/2/2022). Foto: magma.esdm.go.id
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau saat malam hari. Sebab hingga kini gunung tersebut masih erupsi dan berpotensi menimbulkan tsunami.
ADVERTISEMENT
"Dengan meningkatnya level aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Level 2 menjadi Level 3 yang disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami terutama di malam hari sesuai info dari BMKG," kata Dwikorita saat konferensi pers, Senin (25/4).
Dwikorita menjelaskan kewaspadaan saat malam hari perlu ditingkatkan sebab masyarakat tidak bisa melihat langsung perubahan tinggi gelombang laut.
"Karena di malam hari sulit bisa melihat secara visual adanya gelombang tinggi. Kalau siang hari tentu masih cukup untuk lihat hal tersebut artinya aktivitas masih bisa berjalan," kata Dwikorita.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Foto: BMKG
Namun, Dwikorita mengingatkan peningkatan kewaspadaan bukan berarti masyarakat diminta evakuasi.
"Perlu dipahami waspada bukan evakuasi, waspada artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan dengan tetap memperhatikan informasi dari pihak berwenang yaitu BMKG, PVMBG, dan BNPB," kata Dwikorita.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain pemerintah, kata Dwikorita, juga akan terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Anak Krakatau.
"Untuk antisipasi potensi tsunami akibat peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau BMKG bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi di bawah Kementerian ESDM terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau dan muka air laut di Selat Sunda," pungkas Dwikorita.