Analisis BMKG soal Gempa 4,8 M di Pacitan yang Terasa hingga Yogyakarta

13 Oktober 2021 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa.  Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Gempa bumi berkekuatan 5 magnitudo menggetarkan Pacitan, Jawa Timur, pada Rabu (13/10). BMKG kemudian memutakhirkan kekuatan gempa menjadi 4,8 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan gempa di Pacitan termasuk gempa tektonik.
Episenter gempa terletak pada koordinat 8,87 LS dan 110,97 BT tepatnya di laut pada jarak 78 km arah barat daya Pacitan dengan kedalaman hiposenter 55 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di Samudra Hindia, Selatan Jawa," kata Daryono dalam keterangan tertulisnya.
Daryono menuturkan, guncangan gempa ini dirasakan di Pacitan, Wonogiri, Trenggalek, Gunungkidul, Bantul, Yogyakarta, Klaten, dan beberapa tempat lainnya.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono Foto: Utomo Priyambodo/kumparan
Meski begitu, gempa ini tidak berpotensi tsunami karena magnitudonya relatif kecil untuk menciptakan deformasi dasar laut sehingga mengganggu kolom air laut.
ADVERTISEMENT
"Hiposenter gempa Pacitan-Yogyakarta 4,8 M ini diyakini berada di dalam lempeng Indo-Australia sehingga gempa ini disebut sebagai gempa intraslab," jelas Daryono.
"Ground motion atau guncangan yang dipancarkan sangat besar meski magnitudo gempanya relatif kecil. Inilah salah satu karakter gempa intraslab, yang mampu memancarkan guncangan di atas gempa sekelasnya," tambah dia.
Daryono menyebut pusat gempa di Pacitan ini dekat dengan pusat gempa Pacitan pada 20 Oktober 1859 dengan kekuatan 7,5 magnitudo. Ketika itu, gempa memicu tsunami di Pacitan dan menyebabkan beberapa orang meninggal.
"Hingga pukul 16.00 WIB sore ini, hasil monitoring BMKG menunjukkan belum terjadi aktivitas gempa susulan aftershock," tutur Daryono.