Analisis BMKG soal Gempa 5,8 M di Ende, NTT: Dipicu Sesar Aktif Dasar Laut

24 Maret 2024 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BMKG membeberkan analisis terkait gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo yang terjadi di Ende, NTT, pada Minggu (24/3). Setelah dilakukan pemutakhiran, kekuatan gempa berubah menjadi 5,8 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan episenter gempa terletak pada koordinat 9,91° LS ; 122,12° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 128 Km arah Tenggara Ende pada kedalaman 41 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif dasar laut," kata Daryono.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik (oblique thrust fault)," tambah dia.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. Foto: Jafrianto/kumparan
BMKG menjelaskan, gempa itu berdampak dan dirasakan di daerah Ende dengan skala intensitas IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Kemudian daerah Larantuka, Waingapu, dengan skala intensitas III-IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
ADVERTISEMENT
Kemudian daerah Bajawa, Maumere, dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Lalu daerah Sabu dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu dan daerah Bima dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ucap Daryono.
Hingga pukul 10.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tutup Daryono.