Analisis BMKG soal Gempa di Halmahera Utara: Mengarah ke Swarm

10 Januari 2022 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seismograf gempa bumi. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seismograf gempa bumi. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
BMKG memberikan penjelasan dan analisis terhadap gempa yang terjadi di Halmahera Utara pada Senin (10/1). Tercatat sejak (8/1), ada empat gempa dengan kekuatan signifikan.
ADVERTISEMENT
Rinciannya, pada 8 Januari 2022 dengan magnitudo 5,1, selanjutnya pada 9 Januari 2022 dengan magnitudo 4,5 dan pada Senin 10 Januari 2022 pagi terjadi 2 kali dengan magnitudo 5,2 sekitar pukul 4.27 WIB dan magnitudo 5,4 pukul 4.59 WIB.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, gempa paling kuat yang terjadi pagi ini memiliki magnitudo 5,4 dengan episenter terletak pada koordinat 1,52° LU – 127,86° BT tepatnya di darat dengan kedalaman 10 Km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dugaan sementara gempa Halmahera Utara magnitudo 5,4 pagi ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault)," kata Daryono dalam keterangannya.
Daryono menuturkan, dampak guncangan gempa ini dirasakan kuat di Kao, Tobelo Barat dan Tobelo dalam skala intensitas IV MMI. Sedangkan di Sofifi dan Galela dalam skala intensitas III-IV MMI dan di Ternate, Wasile dan Halmahera dalam skala intensitas Timur III MMI.
ADVERTISEMENT
Rentetan gempa di Halmahera Utara ini menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan rumah warga di Desa Soa Maetek, Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmahera utara.
"Jumlah aktivitas gempa Halmahera Utara dalam berbagai magnitudo dan kedalaman hasil monitoring BMKG sejak 8 Januari 2022 hingga 10 Januari 2022 pagi ini pukul 07.45 WIB sudah terjadi lebih dari 61 kali dengan magnitudo terbesar 5,4," ucap Daryono.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono Foto: Utomo Priyambodo/kumparan
Meski begitu, BMKG meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diminta tidak menempati bangunan yang sudah rusak atau rusak sebagian diakibatkan oleh gempa.
"Karena jika terjadi gempa susulan signifikan dikhawatirkan rumah tersebut dapat roboh. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda kuat dan tidak mengalami kerusakan sebelum masuk ke dalam rumah," kata Daryono.
ADVERTISEMENT

Penjelasan Gempa Swarm

Gempa swarm dicirikan dengan serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi, berlangsung dalam waktu “relatif lama” di suatu kawasan, tanpa ada gempa kuat sebagai gempa utama (mainshock).
Umumnya penyebab gempa swarm antara lain berkaitan dengan transpor fluida, intrusi magma atau migrasi magma yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan bawah permukaan di zona gunung api. Gempa swarm memang banyak terjadi karena proses-proses kegunungapian.
Selain berkaitan dengan kawasan gunung api, beberapa laporan menunjukkan bahwa aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non-vulkanik (aktivitas tektonik murni), meskipun kejadiannya sangat jarang. Swarm dapat terjadi di zona sesar aktif atau kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi retakan.
ADVERTISEMENT