Andi Widjajanto Ragu Pemilu 2024 Berjalan Jurdil: Wasit Terus Lihat VIP Box

12 November 2023 19:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TPN Ganjar-Mahfud menyampaikan konferensi pers terkait situasi politik jelang Pemilu dan Pilpres 2024. Mereka menilai, situasi demokrasi di Indonesia semakin gelap.
ADVERTISEMENT
Deputi 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengatakan, selama beberapa minggu ke belakang, langit demokrasi Indonesia redup. Namun, kini mulai ada setitik cahaya setelah putusan MKMK.
"Ketika Ibu (Megawati) mengatakan suasananya bukan lagi mendung tapi gelap, jadi demokrasi yang gelap. Karena itu kami akan mengikuti apa yang jadi arahan Bu Mega, bagaimana menggunakan keputusan dari MKMK sebagai titik awal untuk membuat demokrasi cerah lagi," kata Andi dalam konpers di rumah pemenangan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Minggu (12/11).
Andi menjelaskan, Megawati dalam keterangannya sudah menceritakan mandat perubahan ketiga UUD 1945 yakni membentuk Mahkamah Konstitusi yang diharapkan menjaga konstitusi. Namun akibat putusan 90, kepercayaan terhadap MK mulai menurun.
"Kalau saya mau sederhanakan hari ini sampai nanti Pilpres 14 Februari 2024, kita seharusnya sedang bersemangat bersiap-siap untuk melakukan pertandingan sepak bola untuk mencari kesebelasan yang terbaik," jelas Andi.
ADVERTISEMENT
"Tapi hari ini kami ragu-ragu untuk mempersiapkan kesebelasan yang akan bermain karena dari awal kami menyadari wasitnya tidak akan memimpin pertandingan itu dengan melihat dinamika di lapangan, tapi wasitnya akan terus-menerus menoleh ke VIP box untuk menunggu arahan apa yang harus dilakukan selama pertandingan," jelas dia.
Bakal calon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) melambaikan tangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Andi menekankan, sejak pengusulan capres dan cawapres, rakyat terusik karena ada sesuatu yang dipaksakan. Ia memberi contoh Piala Dunia U-17 namun ada satu kesebelasan menggunakan pemain di usia 26-27 tahun yang sangat matang dan hanya kesebelasan itu yang diizinkan.
"Yang lain tidak diizinkan, yang lainnya tetap dengan batasan umur. Lalu yang di sana diizinkan karena asosiasi dunianya memberikan privilege khusus tentang itu, kira-kira gitu lah," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Eks Gubernur Lemhannas ini mengatakan, bisa ditebak jalannya pertandingan di Pemilu 2024 tidak akan fair. Para penonton sepak bola pasti akan mengetahui anomali yang muncul selama pertandingan.
"Tentunya kita menginginkan agar Pemilu 2024 ini seperti yang analogi saya tentang pertandingan sepak bola akan berlangsung dengan fair dengan kompetisi yang sehat dan kami berharap di TPN seperti tadi yang diarahkan Bu Mega agar keputusan MKMK tentang pelanggaran etika berat yang dilakukan oleh Hakim di MK menjadi titik awal bagi kita untuk menghentikan rekayasa hukum untuk menghentikan manipulasi hukum," kata Andi.