Andika Perkasa Murka Dapat Laporan Ada Iuran di Pendidikan TNI AD

3 Juni 2021 11:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi diklat prajurit TNI AD Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diklat prajurit TNI AD Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KSAD Jenderal Andika Perkasa murka begitu menerima laporan adanya iuran di berbagai tingkat pendidikan di TNI AD. Kemarahan itu diluapkan di hadapan para pimpinan komando utama dan pimpinan lembaga pendidikan di TNI AD.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak ingin lagi ada iuran, apa pun alasannya," ujar Andika dalam video yang diterima kumparan, Kamis (3/6).
Video itu diduga kuat merupakan petikan dari sambutan penutup Rapim TNI AD 2021 yang disampaikan Andika. Dalam kesempatan itu hadir para Pangdam, Danrindam, Gubernur Akmil, hingga Dankodiklat.
Ilustrasi Diklat TNI AD. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Andika mengatakan, TNI AD melalui Asisten Personel (Aspers) KSAD sudah memberikan anggaran untuk uang makan dan uang saku kepada para prajurit yang tengah menjalani pendidikan. Jadi tak perlu lagi ada iuran dengan alasan apa pun.
"Itu semua sudah cukup, bahwasannya 'oh kita sepatunya kurang' oh iya enggak apa-apa, bisa kita dulu. Dan itu bagian dari cara kita berlatih, mau enggak kita nyuci malam-malam setelah kegiatan. Jangan maunya cadangannya banyak," tutur Andika.
ADVERTISEMENT
Mantan Pangkostrad itu tak ingin ada kesan iuran itu menjadi sesuatu yang wajib di jajaran pendidikan TNI AD. Bila prajurit ingin sesuatu yang lebih, buka saja kantin atau toko biar mereka sendiri yang membeli sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
"Enggak perlu dikoordinir, kalau mereka mau jajan buka saja kantin, biar mereka beli sendiri, enggak usah dikoordinir, enggak usah, enggak perlu, sehingga enggak ada ruang bagi 'petualang-petualang'," kata Andika.
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa. Foto: Dok. Dispen AD
Andika mengultimatum semua jajaran untuk membereskan masalah ini. Andika memberi waktu 2 minggu kepada para pimpinan sehingga tak ada lagi iuran dalam bentuk apa pun.
"Tidak ada lagi! Sampai saya terima laporan, awas! Saya kasih waktu 2 minggu masing-masing komandan tadi bereskan dan telusuri ke bawah. Dua minggu dari sekarang masih ada laporan, ya sudah siap-siap aja," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Andika meminta tak ada lagi iuran dalam bentuk apa pun. Sebab, tak semua prajurit berasal dari keluarga yang mampu. Mereka yang sedang menjalani pendidikan harusnya fokus menyelesaikan tugas bukan dipusingkan dengan iuran.
"Sudahlah kasihan yang pendidikan itu enggak semuanya orang berada, kalau berada ngapain dia di tentara. Berarti mayoritas mereka itu dari kelas menengah ke bawah, enggak kasian kita sama mereka?" ucap dia.