Andre Rosiade Desak Jokowi dan Erick Thohir Copot Ahok dari Pertamina

16 September 2020 10:15 WIB
comment
63
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Basuki Tjahaja Purnama.
 Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Tjahaja Purnama. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menjadi sorotan karena pernyataannya soal direksi lobi menteri, hobi berhutan, hingga meminta Kementerian BUMN dibubarkan.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengkritik pernyataan Ahok. Menurutnya, Ahok butuh panggung untuk menunjukkan kinerjanya sebagai Komisaris Utama, sehingga mengeluarkan pernyataan kontroversial
Statement-statement Pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina” kata Andre dalam keterangannya, Rabu (16/9).
Andre menegaskan pernyataan Ahok itu tanpa dasar, seperti bahwa Pertamina lebih suka beli blok migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Padahal faktanya, banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina?
Pertamina RU V Balikpapan ekspor perdana HSD 0.005-%S senilai USD 9.5 miliar. Foto: Pertamina
Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60% investasi di Pertamina adalah untuk Hulu Migas. Bahkan untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina melakukan studi seismic di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi seismic yang dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismic terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Hasil studi seismic sampai menjadi produksi memerlukan waktu paling cepat 7 tahun. Oleh sebab itu, untuk menambah produksi dan cadangan hulu migas saat ini diperlukan akuisisi blok hulu migas yang sudah berproduksi, sehingga bisa langsung menambah cadangan dan produksi migas Pertamina,” jelasnya lagi.
Pernyataan Ahok bahwa Pertamina tak pernah melakukan pembangunan kilang juga dibantah oleh Andre. Sebab pada tahun 2019, Pertamina membangun beberapa kilang.
“Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali, sih, Pak Ahok melakukan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina? Setahu saya Pertamina telah membangun Kilang Langit Biru Cilacap Tahun 2015 - 2019. Kilang ini sudah mulai beroperasi Juli 2019 yang menambah produksi Pertamax sehingga mengurangi impor BBM," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara pernyataan Ahok yang menyebut Pertashop atau program SPBU mini tidak jalan, Andre memaparkan bahwa sejak diluncurkan pada Februari sampai saat ini, sudah terbangun sekitar 500 Pertashop untuk melayani masyarakat dengan kerja sama pihak swasta maupun BUMDES. Sampai akhir tahun 2020, ditargetkan akan terbangun 4.400 Pertashop di seluruh Indonesia.
Pertamina Siapkan 4.308 Pertashop Hingga Akhir Tahun. Foto: Pertamina
“Data soal Pertashop aja Pak Ahok bisa keliru, padahal data tersebut selalu di update. Saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya yang bisikin Pak Ahok agar Pertamina gaduh terus?” tanyanya.
Andre juga mengkritik sikap Ahok yang merasa dirinya paling benar sendirian. Menurut Andre, hal ini tidak elok.
Sebagaimana diketahui, Komisaris dan Direksi di BUMN paling tidak punya satu agenda rapat bersama dalam satu bulan dalam kasus Pertamina. Rapat bersama ini bahkan dilakukan seminggu sekali setiap hari Kamis, sehingga seharusnya Ahok mengoptimalkan rapat tersebut.
ADVERTISEMENT
Andre meminta Ahok tidak merasa superior seolah-olah paling benar kerjanya, paling bersih dan tidak pernah salah. Menurutnya, Pertamina tidak butuh Superman, tetapi butuh Superteam yang bersama-sama memajukan Pertamina dan Industri Migas Nasional.
Anggota Fraksi Partai Gerindra Komisi VI Andre Rosiade. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
“Ahok ini selalu teriak soal banyak maling di Pertamina. Saran saya, bila Pak Ahok memang punya bukti sebaiknya laporkan saja ke pihak yang berwenang. Kan ada KPK, Kejaksaan dan juga Kepolisian. Jangan tuduh sana-sini tapi sebenarnya tidak ada bukti. Direksi Pertamina setahu saya sudah melakukan banyak upaya untuk membersihkan Pertamina melalui kerja sama dengan aparat penegak hukum," ungkapnya.
"Bulan lalu Pertamina bekerja sama dengan KPK dan telah berhasil menyelamatkan aset perusahaan sebesar Rp 9,5 T. Selain itu, Pertamina juga telah mendapat sertifikat ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Suap. Untuk itu saya usul sebaiknya Presiden Jokowi dan Menteri BUMN copot saja Pak Ahok daripada terus membuat kegaduhan yang tidak perlu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT