Anggota DPD Papua Barat Soroti Penganiayaan Anggota TNI AU di Merauke

28 Juli 2021 12:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penganiayaan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penganiayaan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Penganiayaan anggota POM TNI AU di Merauke jadi sorotan. Kedua pelaku kini sudah ditahan dan harus menjalani sejumlah pemeriksaan intensif.
ADVERTISEMENT
Terkait kejadian itu, anggota DPD asal Papua Barat, Filep Wamafma mengutuk keras tindakan itu. Hal ini menunjukkan masih ada anggota TNI yang belum memahami wawasan kebangsaan.
“Hal ini membuktikan bahwa masih ada oknum anggota TNI maupun aparat keamanan di tanah Papua yang belum memahami atau tidak memahami tentang wawasan kebangsaan, tentang berkehidupan dengan pemahaman empat pilar kebangsaan yang ditorehkan oleh founding father negara ini,” kata Filep dalam keterangannya, Rabu (28/7).
Dia khawatir, kejadian ini akan menambah berat tugas dalam menjaga kedamaian dan kepercayaan masyarakat Papua kepada pemerintah. Padahal, pemerintah sedang berjuang keras menciptakan kedamaian yang berkesinambungan.
“Kami sangat prihatin bahwa kehadiran atau perilaku-perilaku oknum TNI ini membuat semakin hari rakyat Papua semakin tidak percaya terhadap institusi pemerintah,” tambahnya.
Anggota DPD RI asal Papua Barat Filep Wamafma. Foto: Dok. Istimewa
Filep melihat adanya keganjilan dalam peristiwa itu. Karena itu, ia mendesak pihak TNI AU maupun tim penyidik menelusuri secara mendalam dalam upaya penegakan hukum yang adil dan bermartabat.
ADVERTISEMENT
“Berikanlah suasana yang sejuk dan damai bagi warga Papua. Cintailah orang Papua seperti engkau mencintai dirimu sendiri, kasihanilah orang Papua seperti engkau mengasihi suku bangsamu dan budayamu. Itulah kunci daripada kehidupan dalam kemajemukan berbangsa dan bernegara," tutur dia.
"Sebagus apa pun kebijakan pemerintah berikan kepada Papua tapi sepanjang cara pandang pemerintah, TNI dan Polri terhadap orang Papua semacam itu tentu akan mencederai kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh Pak Presiden dan jajarannya di tanah Papua,” tambahnya.
Filep Wamafma meminta adanya proses penegakan hukum segera dengan keputusan hukum yang adil tanpa tebang pilih. Menurutnya, setiap pelaku pelanggar hukum harus ditindak dengan tegas agar dapat memberikan efek jera. Ia berharap peristiwa serupa tak terjadi lagi di Papua.
ADVERTISEMENT
Penganiayaan itu bermula saat dua anggota Pomau ingin membeli makan di rumah makan Padang di Jalan Raya Mandala-Muli, Merauke, Senin (26/7).
Namun, saat itu di sana mereka mendengar keributan di warung bubur yang lokasinya tidak jauh.
Dua anggota tersebut lalu mendatangi warung bubur tersebut. Di sana pedagang bubur sedang cekcok dengan seorang pria yang diduga mabuk dan berusaha memeras pedagang dan warga di sana.
Melihat hal itu dua anggota TNI tersebut berusaha untuk melerai. Namun, cara mereka dinilai berlebihan dan kasar.
Dalam video, terlihat satu anggota memiting tangan pria tersebut. Ia juga menarik keluar pria itu dan menjatuhkannya di trotoar. Sementara anggota lainnya terlihat menginjak kepala pria yang diduga mabuk tersebut.
ADVERTISEMENT

KSAU Minta Maaf

Terkait kejadian ini, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat atas tindakan anggota yang berlebihan. Dia memastikan kedua anggota TNI AU akan mendapatkan sanksi.
"Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terkait dengan kejadian penganiayaan saudara kita oleh anggota TNI AU di Kota Merauke," kata Fadjar dalam keterangannya, Selasa (27/7).
"Saya selaku KSAU ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada suluh saudara kita di Papua khususnya keluarga di Merauke, terkhusus lagi kepada korban dan keluarga," tambah dia.