Anggota DPR PKS Soroti Kematian Akibat Corona: Pasien Isoman Kurang Dipantau

28 Juli 2021 14:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetyani. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetyani. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Selain kasus positif COVID-19, kasus kematian harian akibat corona juga menjadi sorotan banyak pihak. Pada Rabu (27/7), jumlah kematian di Indonesia karena COVID-19 mencapai 2.069.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Indonesia menjadi negara dengan kasus kematian akibat corona terbanyak, kemarin. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah untuk melakukan sejumlah langkah agar angka kematian tak makin besar.
Salah satunya, memantau pasien isoman dan memaksimalkan penyediaan obat hingga vitamin demi menekan angka kematian.
"Pasien bergejala ringan dan sedang diminta melakukan isoman karena faskes dan rumah sakit tidak mampu menampung. Implikasinya, pemerintah harus memantau pasien isoman dengan cermat, termasuk menyediakan konsultasi dokter, obat-obatan dan asupan bergizi," kata Netty dalam keterangannya, Rabu (28/7).
"Kurangnya pantauan dan pendampingan membuat jumlah kematian pasien isoman meningkat," tambahnya
Politikus PKS ini menyesalkan penanganan pandemi yang masih saja kedodoran. Buktinya, kasus aktif dan kematian akibat COVID-19 masih saja tinggi.
Petugas memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19 di Bogor, Jawa Barat. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
"Angka testing dan tracing terus menurun, sementara postivity rate lebih tinggi dari standar WHO. Kasus baru bertambah 45.203. Dan hingga 18 Juli 2021, tercatat 180 daerah berstatus zona merah," paparnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Netty juga menyoroti kebijakan telemedicine. Sebenarnya, kebijakan ini adalah salah satu solusi baik untuk memantau pasien isoman.
Namun, masalahnya, banyak masyarakat yang belum paham pemanfaatan telemedicine.
"Teknologi ini belum sepenuhnya efektif mengatasi problem pasien isoman. Sebab, tidak semua lapisan masyarakat tahu, paham dan memiliki akses telemedicine," ujarnya.
Infografik Obat Pasien OTG COVID-19 Pelaku Isoman. Foto: kumparan
Netty menilai, pemerintah harus menggencarkan sosialisasi telemedicine dan memudahkan aksesnya agar menjangkau semua lapisan masyarakat.
"Kendala kedua, diagnosis dokter melalui telemedicine kurang efektif, baik karena rendahnya kemampuan komunikasi pasien, maupun keterbatasan dokter untuk mengidentifikasi gejala secara online. Ini pun perlu mendapat perhatian dan dicarikan langkah antisipasinya," pungkasnya.