Anggota Komisi III DPR: Sekarang Polisi lebih Militer dari Militer

22 Agustus 2022 14:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Fraksi PAN, Mulfachri Harahap penuhi panggilan KPK, Jakarta, Rabu (20/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Fraksi PAN, Mulfachri Harahap penuhi panggilan KPK, Jakarta, Rabu (20/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ditetapkannya tersangka Ferdy Sambo dalam kematian Brigadir Yosua mencoreng nama baik institusi Polri. Tak sedikit anggota internal Polri juga ikut terlibat.
ADVERTISEMENT
Publik pun mengecam institusi tersebut, sejumlah kritik juga dilayangkan di luar kasus Ferdy Sambo. Anggota Komisi III DPR Mulfachri Harahap menyoroti citra polisi yang lebih militer dari militer.
"Dulu kita berharap polisi ini lebih sipil, bahwa konsep polisi adalah sipil yang dipersenjatai itu sudah mulai lari, kadang-kadang luput dari perhatian kita. Polisi berpakaian sekarang sudah lebih militer dari militer, pakaian itu kan menggambarkan culture yang coba dibangun dalam sebuah entitas," ungkap Mulfachri saat pertemuan Komisi III dengan Kompolnas, Komnas HAM, dan LPSK pada Senin (22/8).
"Coba lihat dulu polisi tidak seperti itu pakaiannya, tapi sekarang lebih militer," tambahnya.
Komisi III DPR RI menggelar RDP dengan Kompolnas, LPSK, dan Komnas HAM di gedung Ruang Rapat Komisi III, Jakarta, Senin (22/8). Foto: Zamachsyari/kumparan
Ketua Fraksi PAN tersebut menilai, pakaian polisi yang lebih menyerupai militer sekarang menandakan terjadi perubahan paradigma. Hal itu disebut keluar dari hakikat polisi.
ADVERTISEMENT
Mulfachri juga mengingatkan Ketua Kompolnas Mahfud MD untuk tidak segan melakukan penertiban. Selain itu, saat ini dinilai momen tepat untuk memperbaiki institusi kepolisian ke arah yang lebih baik.
"Ini sebuah momentum untuk membangun polisi yang lebih baik ke depan. Kompolnas di bawah Pak Mahfud harus punya keberanian bersih-bersih, keterlibatan begitu banyak jenderal polisi di Kompolnas membuat Kompolnas tidak bisa buat keputusan yang seharusnya dilakukan," ujarnya.