Anggota Komisi IX: Kemenkes Bilang ke Pemda Vaksin Tersedia Awal Agustus

23 Juli 2021 14:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejumlah daerah seperti Jabar, Kepri, Sumbar, Sumsel, hingga Manado, Sulut mengaku sudah kehabisan vaksin. Hal itu membuat pemda di wilayah tersebut menghentikan vaksinasi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi Kesehatan DPR, Darul Siska, menyebut ada informasi kebutuhan vaksin corona bisa terpenuhi secara menyeluruh pada awal Agustus mendatang.
"Jadi saya kan sedang di Sumbar nih, saya kebetulan mengikuti perjalanan permintaan vaksin dari Sumbar dari Kemenkes. Dijawab oleh Kemenkes memang vaksin yang tersedia di kami sekarang belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan," kata Darul, Jumat (23/7).
"Nah, cuma pengirimannya baru dilakukan hari Senin kemarin oleh Biofarma ke Sumbar. Jadi Kemenkes mengakui kepada daerah-daerah bahwa vaksin akan cukup tersedia pada awal Agustus," tambahnya.
Politikus Golkar ini menilai, masalah kekurangan vaksin sebenarnya hanya berkaitan dengan jadwal distribusi saja. Sebab, sejumlah instansi lain saat ini juga melakukan vaksinasi.
"Memang vaksin ini ketersediaan jadi terbatas, tapi ada gap karena kan tadinya seperti BIN itu tidak ikut melakukan vaksinasi sekarang BIN turun tangan vaksinasi dari rumah ke rumah. Kemudian TNI dan polisi juga ikut melakukan vaksin di Polres, Polres," ujarnya.
Wakorbid Kepartaian DPP Golkar, Darul Siska usai diperiksa Majelis Etik Golkar. Foto: Ricad Saka/kumparan
Oleh karena itu, serapan vaksin lebih cepat dari perencanaan awal dan kemudian berdampak pada kekurangan vaksin corona di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Darul juga menekankan bahwa saat ini Indonesia masih tergantung pada impor vaksin. Sehingga, ketersediaan memang cukup terbatas. Tidak seperti negara-negara lain yang memproduksi sendiri vaksin COVID-19 .
"Jadi sebetulnya keinginan Presiden melakukan vaksinasi sejuta, dua juta dalam sebulan itu mungkin dilaksanakan, tapi kan kendala kita adalah ketersediaan vaksinnya. Karena kan kita masih menunggu barang dari luar," pungkasnya.