Anggota Komisi X DPR Minta Nadiem Tambah Anggaran SMK Agar Bisa Produksi APD

27 Maret 2020 7:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim saat melakukan rapat kerja dengan Komisi x. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim saat melakukan rapat kerja dengan Komisi x. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengalokasikan bantuan SMK dalam penyesuaian APBN TA 2020.
ADVERTISEMENT
Dengan alokasi bantuan itu, dia menilai para siswa SMK bisa membantu penanganan virus corona di Indonesia. Khususnya, dengan membuat alat pelindung diri (APD) yang bisa digunakan para tenaga medis.
Apalagi, saat ini APD cukup langkah dalam menangani dampak penyebaran virus corona.
"Meminta kepada Menteri Nadiem untuk memanfaatkan potensi SMK kita dengan mengalokasikan bantuan SMK dalam penyesuaian APBN TA 2020 sebagai upaya mengatasi kelangkaan APD," kata Zainuddin dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat ( 27/3).
com-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim saat melakukan konferensi Dana BOS 2020, Senin (10/2). Foto: dok. kemdikbud.go.id
Politikus PAN ini beranggapan belum ada rencana tersebut. Hal itu terlihat dari proses persetujuan yang diajukan Nadiem terkait refocusing anggaran sebesar Rp 405 milliar untuk penanganan corona.
"Mas Menteri Nadiem tidak terpikir untuk mengalokasikan anggaran dalam merancang penyesuaian APBN TA 2020 karena mungkin lupa bahwa hampir semua SMK Negeri maupun Swasta itu memiliki kemampuan memproduksi APD dimaksud," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, dari refocusing anggaran sebesar Rp 405 miliar, akan digunakan untuk membangun test center COVID-19 dari 13 Rumah Sakit Pendidikan dan 13 Fakultas Kedokteran.
Para pekerja membuat alat perlindungan diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Juga, berencana mendanai mahasiswa relawan dalam mendukung mitigasi pandemi, terutama komunikasi, informasi, dan edukasi.
Oleh karena itu, dia berharap refocusing anggaran yang tersedia tidak dihabiskan untuk memobilisasi perguruan tinggi, apalagi mahasiswa Fakultas Kedokteran saja.
Baginya, juga perlu untuk memobilisasi potensi pendidikan menengah di Indonesia.
"Mereka memiliki potensi besar dalam turut mengatasi krisis pandemi corona sekarang ini, setidaknya dalam mengatasi kelangkaan APD" pungkasnya.