Anggota Pasukan Elite Iran Terbunuh di Teheran

23 Mei 2022 12:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penembakan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dilaporkan tewas terbunuh di ibu kota Teheran. Dia diserang dua orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Al-Jazeera, IRGC merilis pernyataan pada Minggu (22/5/2022) yang mengatakan Kolonel Hassan Sayyad Khodayari dibunuh oleh pihak yang disebut sebagai musuh revolusi. Ia ditembak dengan lima peluru saat ia pulang ke rumahnya di dekat Jalan Mojahedin-e-Islam sekitar pukul 4 sore waktu setempat.
Kantor berita IRNA merilis sejumlah foto yang menunjukkan seorang pria tersungkur di kursi pengemudi sebuah mobil dengan darah di sekitar kerah dan lengannya. Sejauh ini, belum ada pihak yang mengeklaim tanggung jawab atas serangan ini.
Khodayari adalah anggota pasukan elite bertugas dalam operasi luar negeri. Ia disebut sebagai ‘pembela tempat kudus’. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan siapa saja yang bekerja atas nama Iran di Suriah.
Dalam beberapa tahun terakhir terjadi sejumlah pembunuhan di Iran yang menargetkan ilmuwan nuklir. Antara 2010 dan 2012, ada empat ilmuwan nuklir Iran (Masoud Alimohammadi, Majid Shahriari, Darioush Rezaeinejad dan Mostafa Ahmadi Roshan) yang terbunuh. Sementara itu, ilmuwan Fereydoon Abbasi dilaporkan terluka dalam percobaan pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Pada November 2020 lalu, ilmuwan lain, Mohsen Fakhrizadeh, juga dibunuh dalam serangan sepeda motor yang serupa dengan pembunuhan Khodayari.
Pemerintah Iran menuduh Israel terlibat dalam pembunuhan itu. Pada 2011 dan 2012, pihak berwenang Iran menangkap sejumlah warga Iran yang diduga melakukan kampanye pembunuhan atas nama Mossad (dinas intelijen Israel). Badan intelijen Barat dan pejabat AS juga telah mengkonfirmasi keterlibatan Israel.
Israel tidak membenarkan atau menyangkal keterlibatannya. Namun, menteri pertahanan Israel Moshe Ya'alon pernah mengatakan bahwa mereka akan bertindak dengan cara apa pun dan tidak akan mentolerir Iran yang bersenjata nuklir.
Namun, pembunuhan Khodayari dipandang dalam konteks yang berbeda dari pembunuhan sebelumnya.
“Sebagian besar pembunuhan sebelumnya yang terjadi di Teheran selama dekade terakhir terkait dengan file nuklir. Ini mungkin untuk pertama kalinya, pembunuhan terkait dengan kebijakan regional Iran, jika itu kata yang tepat untuk dikatakan,” jelas reporter Al Jazeera, Ali Hashem.
ADVERTISEMENT
“Tampaknya sangat jelas bahwa Iran menjaga jarak dalam semua pernyataan yang dikeluarkan di Teheran dari menunjuk jari ke sisi langsung. Mereka tidak mengatakan Israel. Mereka menjaga jarak dari menyebutkan siapa yang berada di balik pembunuhan itu,” sambungnya.
Peneliti Senior di Pusat Studi Strategis Timur Tengah, Abas Aslani, menyebut pembunuhan tokoh IRGC yang berpengaruh ini bertujuan untuk menciptakan guncangan psikologis di negara itu.
“Saya pikir waktunya juga sangat penting, pemerintah sedang melakukan reformasi ekonomi yang dapat menjadi potensi protes di negara ini,” kata Aslani kepada Al Jazeera.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs mereka, IRGC menyebut pembunuhan Khodayari sebagai tindakan teroris kriminal kontra-revolusi dengan elemen-elemen yang terkait dengan arogansi global. Istilah ini sebelumnya kerap digunakan Iran untuk merujuk pada AS dan Israel.
ADVERTISEMENT
“Ini bukan pertama kalinya pembunuhan terjadi di Teheran. Ada contoh di masa lalu. Dan seringkali orang Israel dan Amerika bersalah,” kata Aslani.
Penulis: Airin Sukono.