Angka Kematian Meningkat, Kabupaten Karawang Kekurangan Stok Peti Jenazah

12 Juli 2021 13:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meninjau ketersediaan peti jenazah di Kabupaten Karawang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meninjau ketersediaan peti jenazah di Kabupaten Karawang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kasus aktif COVID-19 dan jumlah kematian meningkat di Kabupaten Karawang, hal itu membuat krisis stok peti jenazah di tengah masa PPKM Darurat.
ADVERTISEMENT
Dari 400 stok yang disiapkan Pemkab Karawang, 200 peti sudah disalurkan ke kecamatan-kecamatan. Sementara 200 sisanya masih dibuat vendor penyedia peti jenazah.
"Yang 200 sisanya ini masih on process. Tidak bisa langsung disalurkan sebab mungkin vendornya kewalahan karena yang memesan tidak hanya Kabupaten Karawang saja, sehingga vendor mengalami keterlambatan pengiriman," kata Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, Senin (12/7) di Pemda Karawang.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meninjau ketersediaan peti jenazah di Kabupaten Karawang. Foto: Dok. Istimewa
Untuk mengatasi keterlambatan ini, pemerintah menggandeng pengusaha kayu lokal untuk membantu menambah stok peti jenazah.
"Kami libatkan tukang kayu dari Kecamatan Rawamerta, Telagasari, dan Jatisari. Semua yang punya usaha bidang perkayuan kami libatkan dan kami dampingi sesuai dengan standarisasi," sambung Cellica.
Sementara itu, bantuan peti jenazah juga datang dari perusahaan di Karawang. Sebanyak 500 peti jenazah disumbangkan untuk Pemkab Karawang.
ADVERTISEMENT
Diakui oleh bupati, kekurangan peti jenazah terjadi setelah Kementerian Kesehatan mengumumkan penyebaran varian Delta di Karawang.
Selain penyebarannya cepat, kata Cellica, banyak pasien mengalami perburukan. Angka kematian pun mengalami kenaikan dengan rata-rata meninggal 20 orang per hari.
Cellica menyebut banyak kejadian pasien di Karawang yang saturasi oksigennya di bawah 90, tapi tidak bisa mendapatkan ruang perawatan di rumah sakit karena keterisian tempat tidur atau BOR terbatas.
Meski Karawang memiliki 25 rumah sakit swasta dan dua rumah sakit daerah dengan 1.354 ranjang perawatan khusus dan 75 ruang ICU, Karawang tetap kewalahan menangani lonjakan kasus positif.
"Kami mengalami lonjakan kasus positif COVID-19 sampai 700 persen dengan angka positivity rate 16,1 persen dan mortality rate 3,6 persen," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan kemarin, per hari Minggu (11/7), angka kematian akibat COVID-19 di Karawang mencapai 52 korban.
Bupati meminta masyarakat mengoptimalkan penerapan aturan PPKM Darurat dengan menekan mobilitas dan beraktivitas seminimal mungkin di luar rumah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Bayangkan kalau sehari 500 orang positif, anggap 20 persen atau 100 orang sesak berat. Sedangkan pasien yang di rumah sakit begitu masuk tidak langsung keluar, ada yang berhari-hari dirawat. Kalau sehari ada penambahan 400 pasien positif, dalam seminggu ada 2.800 orang, sedangkan kebutuhan bed terbatas," pesan bupati.
==
****
Saksikan video menarik di bawah ini: