Anies Bicara soal Kans Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo-Gibran

27 April 2024 16:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bersama Anies Baswedan menyapa wartawan saat rapat pleno di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (24/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bersama Anies Baswedan menyapa wartawan saat rapat pleno di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (24/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anies Baswedan berbicara kansnya menjadi menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran, usai parpol koalisinya yakni NasDem dan PKB bergabung ke pemerintahan. Anies mengatakan tak mau berandai-andai terkait kans dirinya menjadi menteri.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah bilang kemarin, kita tidak berandai-andai, kalau saya jawab tidak, nanti akan dibilang 'emangnya ditawarin?', Saya bilang iya 'emangnya ditawarin?', kan enggak," kata Anies di DPP PKS Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (27/4).
"Jadi sekarang kita jalani saja dulu, setiap ada kesempatan untuk meneruskan gagasan perubahan, ya teruskan," tambah dia.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu pun menyinggung 3 dissenting opinion dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2024. Dia ingin permintaan MK soal kualitas demokrasi diperhatikan. Agar kejadian di Pemilu 2024 tidak terulang.
Paslon nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendengarkan hakim MK membacakan putusan perselisihan hasil Pemilu (PHPU) atau Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (22/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
'Tapi yang tidak kalah penting, teman-teman, catatan MK kemarin terkait dengan pelaksanaan pemilu dan pilpres jangan lewat dari pembicaraan di sini. Jangan sampai media juga melupakan itu. Kenapa? Akhirnya nanti berulang terus setiap Pemilu, sebabnya apa, karena kita sama-sama melupakan semua hal-hal yang seharusnya dikoreksi," ucap dia.
ADVERTISEMENT
"Jaga agenda itu, supaya mutu demokrasi kita lebih baik, tapi kalau terus menerus kita hanya membicarakan tentang bagi-bagi kewenangan tanpa memikirkan koreksi atas praktik pemilu dan pilpres, bagaimana demokrasi kita akan bisa lebih baik?," tambah Anies.
Anies berpandangan demokrasi yang baik bukan hanya sekadar membahas bagi-bagi jabatan. Namun, perlu diperhatikan proses hingga praktik yang diterapkan.
"Jadi, kita lihat aja misalnya dalam percakapan di sini, 90 persen persoalan yang dibicarakan adalah soal siapa ditugasi jabatan apa. Kualitas demokrasi kita itu sangat ditentukan oleh praktik pemilu dan pilpres," tandas Anies.