Anies Dinilai Diuntungkan Jika Maju Pilpres 2024, Mengapa?

8 Mei 2021 20:04 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: Dok. PPID Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto: Dok. PPID Jakarta
ADVERTISEMENT
Persiapan menuju Pilpres 2024 mulai memanas meski masih 3 tahun lagi. Dalam sejumlah survei, beberapa nama mencuati sebagai kandidat capres dengan elektabilitas tinggi seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, menilai Anies menjadi salah satu kandidat capres yang diuntungkan dalam Pilpres 2024. Sebab pemerintah dan DPR telah memutuskan gelaran Pilkada 2022 dan 2023 ditiadakan mengacu pada UU Pilkada. Pilkada diadakan pada 2024 secara serentak.
Qodari berpendapat, absennya Anies selama 2 tahun tersebut bisa dimanfaatkan dengan kampanye secara leluasa ke seluruh daerah.
"Pemilu 2024 maka pendaftaran capres cawapres itu akan dilaksanakan pada Juni 2023. Dalam timeline ini yang paling diutungkan itu adalah Pak Anies Baswedan. Kenapa? Karena Pak Anies selesai jabatan gubernur pada Oktober 2022," kata Qodari pada Sabtu (8/5).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengadakan nonton film bersama 'Pulau Plastik' di Bioskop CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (5/5). Foto: Pemprov DKI Jakarta
"Sehingga Pak Anies punya waktu sangat longgar selama 8 bulan untuk berkampnye keliling Republik Indonesia. Pak Anies adalah capres paling leluasa di antara semua capres dengan latar belakang kepala daerah," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut peluang Anies berbeda dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yang masa jabatannya baru tuntas pada 2023. Selama masih menjadi gubernur, keduanya tak dapat berkeliling untuk persiapan 2024.
"Karena Pak Ganjar, Pak RK itu baru selesai masa jabatanya Oktober atau September 2023. Beliau berdua enggak bisa ke mana-mana. Kalau Pak Ganjar nanti berkunjung ke Sumsel, Sumut, kena semprit kena kartu kuning. RK kalau kau berkunjung ke Jatim, NTB kena semprit karena masih punya jabatan sebagai Gubernur Jabar," kata Qodari.
Dia pun berpandangan skenario yang mungkin terjadi di 2024 yakni Prabowo melawan Anies. Terlebih, posisi Prabowo yang kini sebagai Menhan juga menyulitkannya untuk bersafari politik.
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto, Minggu (28/3) melaksanakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Jepang H.E. Nobuo Kishi, di Tokyo, Jepang. Foto: Dok. Kemenhan
"Jadi kenapa saya bilang skenario paling mungkin di luar Jokowi-Prabowo adalah Prabowo lawan Anies. Salah satunya karena itu Pak Anies akan memiliki keleluasaan dengan kondisi politik yang ada sekarang ini" kata dia.
ADVERTISEMENT
"Menteri itu kan kalau mau bergerak ke sana ke mari kan ada protokol, ada agenda enggak semau-maunya sendiri. Menteri itu justru enggak leluasa karena masa jabatan enggak pasti," jelas Qodari.
Meski begitu, menurut dia, langkah Anies untuk Pilpres 2024 cukup berat. Sebab, Qodari mengatakan sejauh ini belum ada survei yang menempatkan eks Mendikbud itu di nomor satu.
"Pak Anies itu berat kenapa beliau sudah jadi gubernur, surveinya enggak pernah nomor satu, malah dibalap Pak Ganjar. Beda dengan Pak Jokowi jadi Gubernur (DKI Jakarta) 6 bulan surveinya sudah nomor satu," tutup Qodari.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: