Anies: Gimana Budaya Mau Maju kalau Tempat Saja Disuruh Sewa

24 Agustus 2023 19:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan menjadi pembicaraa pada acara Bicara Kebudayaan:Kini dan Nanti di Teater Wahyu Sihombing, Jakarta, Kamis (24/8/2023). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan menjadi pembicaraa pada acara Bicara Kebudayaan:Kini dan Nanti di Teater Wahyu Sihombing, Jakarta, Kamis (24/8/2023). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, menghadiri acara Bincang Budaya Kini dan Nanti di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (24/8).
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut, Anies menyinggung ekosistem kebudayaan Indonesia yang berkembang lambat karena seniman tidak memiliki akses yang cukup untuk berekspresi. Anies mencontohkan dengan gedung-gedung pementasan teater yang harus bayar untuk digunakan.
“(Kebudayaan) harus diubah itu cara pandang, kalau ini dipandang sebagai aktivitas yang harus menghasilkan uang, itu tidak mungkin,” kata Anies.
Anies Baswedan menjadi pembicaraa acara Bicara Kebudayaan:Kini dan Nanti di Teater Wahyu Sihombing, Jakarta, Kamis (24/8/2023). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
“Contoh, sewa. Jadi saya panggil saat di Jakarta, anak-anak itu kalau mau pakai gor, itu bayar, itu harus sewa. Saya tanya kenapa harus sewa, dijawab karena aturannya gitu,” imbuhnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut salah satu untuk investasi kebudayaan jangka panjang adalah dengan mendukung seniman dari sudut pandang apa yang dibutuhkan.
Lah wong anak-anak mau main teater suruh bayar. Dengan anggaran Jakarta Rp 80 T kerasa itu? Enggak kerasa sama sekali. Mindset kita jangan ini peminjaman, komersial, ini adalah aktivitas kebudayaan, anak-anak main teater, enggak usah (sewa)?” ucap dia.
ADVERTISEMENT
“Jadi saya melihat kebutuhan-kebutuhan itu jangan kita yang menentukan. Lalu yang kedua, bandingkan dengan negara-negara lain yang sudah memiliki perhatian di bidang kebudayaan secara serius sebagai benchmark. Jangan pernah malu untuk belajar, jangan pernah malu untuk membandingkan, karena itu salah satu cara di mana kita bisa mendorong kemajuan,” pungkasnya.