Anies: Jakarta Hadapi Gelombang Baru Corona, Tak Boleh Dianggap Enteng

14 Juni 2021 16:44 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Menhub Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau vaksinasi corona di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (10/6). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Menhub Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau vaksinasi corona di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (10/6). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Jakarta terus meroket sejak libur Lebaran 2021. Saat ini jumlah kasus aktif di Jakarta mencapai 17 ribu kasus.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, saat ini kondisi Jakarta masuk dalam gelombang baru yang tak boleh diremehkan.
"Kondisi yang dihadapi oleh kita semua di Indonesia, termasuk di Jakarta. Ada sebuah gelombang baru yang tidak boleh dianggap enteng karena lonjakan pertambahan kasusnya itu banyak," kata Anies di di Kantor Pusat PMI, Jakarta, Senin (14/6).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meghadiri penandatanganan kontrak kerja sama antara PT. MRT Jakarta dengan SMCC-HK JO di Taman Fatahillah, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (20/4). Foto: Pemprov DKI Jakarta
"Dan harus membayangkan bagi keluarga-keluarga yang saudaranya terkena, mereka semua dalam kondisi khawatir," lanjutnya.
Maka itu dia minta seluruh masyarakat memahami kondisi ini dan melakukan pencegahan. Caranya dengan tidak bepergian untuk sesuatu yang tidak mendesak.
"Jadi saya pernah merasakan terkena COVID-19 sama sekali tidak nyaman dan apalagi kalau sudah sampai kondisinya berat. Jadi saya mengajak seluruh masyarakat sadari bahwa kita masih dalam kondisi pandemi. Artinya tinggallah di rumah kecuali untuk kebutuhan yang urgen, untuk kebutuhan yang mendasar. selebihnya tinggallah di rumah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga minta agar pelaku usaha untuk memastikan protokol kesehatan. Sehingga tak terjadi penularan di tempat umum.
"Selebihnya para pelaku usaha dan ekonomi, sosial, budaya, agama pastikan protokol kesehatan ditaati. Itu adalah bagian dari sikap bertanggung jawab untuk melindungi diri kita sendiri, lingkungan kita, keluarga kita," tutupnya.