Anies: Pembatasan Corona Berdampak pada Ekonomi, tapi Udara Lebih Bersih

17 Februari 2021 21:28 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan menjawab pertanyaan wartawan di acara Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021. Foto: Dok. Pemprof DKI
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan menjawab pertanyaan wartawan di acara Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021. Foto: Dok. Pemprof DKI
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona memang menjadi masa sulit bagi hampir seluruh negara di dunia. Bukan hanya kesehatan masyarakat yang terancam, tapi juga berdampak pada ekonomi.
ADVERTISEMENT
Selain pandemi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, seluruh dunia juga dihadapkan pada persoalan perubahan iklim. Dia menilai, di tengah masa yang berat ini, ada hal baik yang terjadi. Dengan pengetatan mobilitas warga, akhirnya berdampak pada turunnya polusi udara yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
"Pandemi COVID-19, contohnya, dengan dibatasinya pergerakan orang, ekonomi kota melambat. Namun di sisi lain, banyak kota dan penduduknya merasakan pengalaman langka. Apa itu? Udara bersih. Termasuk kami di sini di Jakarta," kata Anies dalam acara Time to Act yang digelar secara virtual, Rabu (15/2).
Foto udara menunjukkan lalu lintas yang lebih lengang dari biasanya yang terlihat melewati Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta pada 14 September 2020. Foto: Adek Berry/AFP
Di masa pandemi ini, kata Anies, Jakarta juga berhasil mendapat beberapa pencapaian di bidang transportasi dan mobilitas warga. Mulai dari turun dari peringkat kota termacet di dunia hingga meningkatkan tren bersepeda dan membangun infrastrukturnya.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah tidak lagi masuk dalam 10 kota termacet di dunia pada 2020 berdasarkan TomTom Traffic Index. Faktanya kami turun di posisi 31," ujarnya.
Dia mengatakan, jumlah pesepeda di Jakarta juga mengalami peningkatan yang luar biasa. Untuk mendukung ini, Pemprov juga membangun jalur sepeda sepanjang 97 kilometer.
Pesepeda melintasi jalur sepeda di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
"Angka pengendara sepeda di Jakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan di beberapa daerah meningkat 10 kali lipat. Kami mendorong masyarakat untuk mengubah pola pikir dan perspektif mereka tentang bersepeda. Dari olahraga atau hiburan menjadi transportasi," lanjutnya.
Jakarta juga melakukan integrasi transportasi publik. Sehingga pesepeda juga terintegrasi dengan transportasi publik seperti Transjakarta, MRT, LRT.