Anies: Rasio Tracing Kontak Erat Pasien Corona di DKI Kini Sudah 1:12

24 November 2020 12:47 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menunjukkan imbauan untuk masyarakat terkait virus corona seusai melaksanakan SWAB Test di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/4). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menunjukkan imbauan untuk masyarakat terkait virus corona seusai melaksanakan SWAB Test di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/4). Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta terus mengejar peningkatan upaya 3T (Tracing, Testing, Treatment) dalam penanganan pandemi virus corona. Bahkan, Pemprov sampai membuka rekrutmen contact tracer (pelacak kontak) corona untuk memperbanyak proses tracing.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, pihaknya sudah membuka rekrutmen untuk 1.500 lebih tenaga tracing. Sehingga, kapasitas tracing kini meningkat jadi sekitar 1:12, atau satu orang bisa melacak 12 kontak erat.
"Kita rekrut lebih dari 1.500 lebih orang untuk tracing, sekarang rasio kita sampai sekitar 12 mungkin. Setiap ada kasus, maka tracing kepada hampir 12 orang, dan ini tak mudah dikerjakannya," ujar Anies dalam webinar 'Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Sosial & Ekonomi' secara virtual, Selasa (24/11).
Jumlah ini tentunya kian bertambah dari rasio pelacakan sebelumnya, dari yang awalnya hanya sekitar 1:6, kemudian pada awal November sedikit naik jadi 1:8.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menetapkan standar minimal tracing 1:30. Artinya, satu kasus positif COVID-19 harus melacak 30 orang kontak erat.
ADVERTISEMENT
Anies menuturkan, penelusuran kontak erat semakin diperbanyak untuk mendeteksi orang-orang terinfeksi COVID-19 sejak dini. Tracing ini gratis bagi mereka yang masuk dalam tracing dari pasien terkonfirmasi positif.
"Untuk mereka semua yang mereka dites karena hasil tracing dilakukan gratis. Kalau ada warga ingin tracing karena ingin tahu untuk dirinya sendiri ya jangan pakai uang pajak, lewat private sector, lewat RS swasta silakan testing berbayar," ungkap Anies.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat di Webinar penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Foto: Youtube/ Layanan Jakarta
"Kalau yang diselenggarakan pemerintah semua gratis pada orang-orang yang ditengarai terpapar. Jadi dilakukan secara cuma-cuma," lanjut dia.
Mengingat sejak awal pandemi COVID-19 tak hanya terjadi krisis kesehatan, tetapi juga ekonomi, Anies memastikan Pemprov DKI terus berupaya meningkatkan pelaksanaan 3T.
"Sumbernya adalah krisis kesehatan. Kita Pemda DKI memastikan bahwa bagian kami 3T itu dijalankan dengan sebaik-baiknya," tutup dia.
ADVERTISEMENT