Anies: Saat Awal Krisis Testing Corona Hanya 150 Sampel, Kini 20 Ribu per Hari

24 November 2020 11:52 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapid dan swab test COVID-19 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (4/11). Foto: Humas PN Jakpus
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapid dan swab test COVID-19 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (4/11). Foto: Humas PN Jakpus
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan penanganan pandemi COVID-19 yang semakin ditingkatkan, khususnya dalam upaya 3T (tracing, testing, treatment). Bahkan, kini testing harian di Jakarta sudah jauh meningkat dari saat awal-awal pandemi Maret lalu.
ADVERTISEMENT
"Kita saat awal krisis hanya sekitar 120-150 sampel per hari. Sekarang mencapai 20 ribu spesimen per hari," kata Anies dalam webinar 'Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Sosial & Ekonomi' secara virtual, Selasa (24/11).
Dalam pemaparan Anies, kini kapasitas testing di DKI sudah mencapai 20.031 spesimen per hari. Atau kapasitas bertambah sekitar 19 ribu spesimen dalam kurun waktu 8 bulan.
Menurut Anies, kenaikan kapasitas testing ini merupakan kerja sama dari berbagai pihak. Termasuk menambah jumlah laboratorium pemeriksaan spesimen, yang kini telah berjumlah lebih dari 60 lab.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat di Webinar penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Foto: Youtube/ Layanan Jakarta
"Yang kita jaring untuk bekerja sama tingkatkan kapasitas testing. Ada variasi PCR sehingga membutuhkan reagen berbeda-beda," ujar dia.
"Sinkronisasi ini kerja luar biasa. Dan jadi cerita menarik gimana kolaborasi belakang layar dalam membangun kapasitas testing," lanjut Anies.
ADVERTISEMENT
Kapasitas testing ini sudah melebihi standar minimal yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni minimal 10.645 testing per pekannya.
Jurnalis mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 gratis yang digelar Pertamina di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Sementara itu, Anies mengungkapkan terjadi penambahan tingkat hunian rumah sakit di Jakarta, khususnya yang merawat pasien corona. Kenaikan keterisian tempat tidur ini terjadi, baik ruang ICU maupun tempat isolasi.
"Per hari ini, ada 69 persen ICU yang terpakai, kemudian kamar isolasi di RS terpakai 75 persen. Dan tempat isolasi mandiri terpakai 53 persen. Ini sempat turun, angka isolasi kita pernah sekitar 21 persen, sekarang naik lagi," tutur Anies.
"Kita harus agak hati-hati. Ini bukan insiden, tapi kolektif ketaatan," pungkasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat di Webinar penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Foto: Youtube/ Layanan Jakarta