Anies Sempat Nyekar Makam KH Muhammad Besari di Ponpes Tegalsari, Jatim

26 April 2021 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur, Senin (26/4). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur, Senin (26/4). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Tidak hanya ke Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengunjungi Masjid Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Bahkan Anies juga menyempatkan bermalam di Masjid Tegalsari.
ADVERTISEMENT
Anies juga sempat nyekar makam KH Muhammad Besari. Selain itu, ia juga melakukan salat tarawih bersama di Masjid Jami Tegalsari.
Ia menyebut bahwa KH Muhammad Besari pendiri Masjid Tegalsari adalah sosok ulama besar dengan jariah luar biasa untuk bangsa dan negara Indonesia.
"Beliau adalah ulama kesohor di pertengahan abad 18 dan pendiri Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo," kata Anies di sela kunjungan, Minggu (25/4).
Selain itu, Anies menyebutkan rumah tinggalnya di Jakarta merupakan peninggalan KH Muhammad Besari yang merupakan pendiri Masjid Tegalsari.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pusara KH Muhammad Besari, Tegalsari. Foto: Dok. Istimewa
"Jadi memang ada historynya," kata dia.
Anies pun menyebutkan tidak ada kesengajaan membangun rumah tinggalnya dengan corak joglo yang asalnya dari Tegalsari Ponorogo.
"Kami awalnya terkejut, karena joglo yang sekarang jadi rumah tinggal kami ada ketersambungan historis dengan Tegalsari Ponorogo," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, joglo yang sekarang menjadi bagian dari rumah tinggalnya itu dibangun sekitar tahun 1740-an. Menurut catatan sejarah, joglo ini merupakan hadiah pernikahan dari Pakubuwono II saat KH Muhammad Besari menikahkan cucunya Kiai Hasan Besari dengan putri dari Pakubuwono II.
"Makanya joglo ini berbeda dengan joglo di Ponorogo pada umumnya. Jenis joglo tersebut Satrio Pinayungan Lambang Gantung yang sering ditemukan di dalam kompleks keraton," ulas Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat melakukan kunjungan ke Ponpes Gontor. Foto: Dok. Istimewa
Satrio Pinayungan Lambang Gantung, kata Anies, memiliki keunikan blandar gantung, yakni balok kayu yang digantung tanpa disangga dengan tiang.
"Kami bersyukur, bahwa joglo bersejarah ini masih berdiri walau kayunya sudah keriput melewati ratusan tahun usianya," tutur Anies.
Sebelumnya, Anies juga sempat mengunjungi Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Setelahnya, Anies ke Madiun lalu ke Ngawi bertemu Khofifah Indar Parawansa untuk melakukan kerja sama tentang pangan.
ADVERTISEMENT