Anies soal Polusi Meningkat: Tak Terlepas dari Wilayah-wilayah Lain

10 Juli 2022 10:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Balai Kota, Jakarta, Senin (27/6/2022).  Foto: Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Balai Kota, Jakarta, Senin (27/6/2022). Foto: Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi soal kualitas udara di Jakarta yang kembali memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Anies, saat mobilitas kendaraan menurun juga terjadi peningkatan polusi udara di Jakarta saat weekend.
ADVERTISEMENT
“Menurut saya, melihat dari kemarin misalnya hari Sabtu ketika tidak ada aktivitas kendaraan Jakarta healing, kemudian juga kita menemukan beberapa weekend sebelumnya juga ada kondisi di mana tingkat polusi tinggi sementara kegiatan mobilitas sedang rendah,” kata Anies kepada wartawan di Jakarta International Stadium (JIS), Minggu (10/7).
Sebab itu, Anies menilai bahwa kondisi udara di Jakarta tak lepas dari wilayah di sekitar yang juga memproduksi kualitas udara buruk.
Ia meminta untuk wilayah sekitar Jakarta juga turut mengambil tanggung jawab dengan kualitas udara yang terjadi saat ini.
“Ini menggambarkan bahwa kondisi udara di sebuah wilayah tidak terlepas dari wilayah-wilayah yang lain karena udara angin tidak memiliki KTP yang hanya tinggal di tempat tertentu. Ada pergerakan yang begitu luas. Sehingga saya berharap justru kita semua ambil tanggung jawab,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Anies mengungkapkan bahwa saat ini Pemprov DKI Jakarta telah mengambil langkah dengan menindak perusahaan yang ketahuan mencemari udara di Jakarta.
“Kami di Jakarta misalnya ketika ada sebuah perusahaan yang mengotori udara kami ambil langkah mencabut izin lingkungan hidupnya sehingga harus tutup, tidak bisa diselenggarakan lagi,” tegasnya.
“Kami minta kepada semua industri di sekitar Jakarta, di luar Jakarta yang dampak dari polusinya itu sampai ke kota ini lakukan tindakan yang sama. Karena di Jakarta ini alat monitornya banyak, jadi tahu di tempat yang tidak alat-alat monitornya tidak ketahuan,” tambahnya.
Selain itu, Anies meminta kepada semua pelaku industri di Jakarta untuk bertanggung jawab atas perbuatannya yang telah mencemari udara Ibu Kota yang berdampak langsung kepada penduduk di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
“Dengan cara seperti itu maka kita ambil tanggung jawab. Kalau tidak kita akan terus menerus sekadar saling tuding, saling lihat, padahal ini adalah hasil kegiatan kita di tingkat keluarga, kegiatan perekonomian menggunakan mobil dan motor menghasilkan emisi. Di tingkat industri, pembangkit-pembangkit energi menghasilkan juga cerobong-cerobong asap yang mewarnai membuat polusi. Di sisi lain juga ada industri-industri yang udaranya juga terkotori. Jadi semua ambil tanggung jawab,” jelasnya
Anies menyebut bahwa m Pemprov DKI Jakarta saat ini juga telah menerapkan langkah-langkah guna mengurangi polusi udara dengan mewajibkan setiap kendaraan untuk melakukan uji emisi agar kualitas udara di Jakarta dapat terjaga dengan baik.
“Kami di Jakarta termasuk melakukan uji emisi yang sudah diwajibkan dan itu bagian dari tanggung jawab kita di Jakarta memastikan bahwa kendaraan bermotor yang beroperasi di kota ini itu memenuhi persyaratan lingkungan hidup. Idul Adha nuansa lingkungan hidup,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Jakarta kembali didapuk menjadi kota dengan kualitas udara paling buruk pada Senin (20/6) pagi. Tak main-main, ‘gelar’ udara paling buruk tersebut ialah terburuk di dunia. Situs IQ Air melaporkan konsentrasi PM2.5 di Ibu Kota mencapai 111 mikrogram per kubik (µg/m³).
Berdasarkan penetapan WHO, batas ambang aman kualitas udara berada di angka 0-12 µg/m³. Dengan begitu, tentu udara di Jakarta tergolong tidak sehat. Tingginya kadar PM2.5 dapat mengakibatkan terganggunya saluran pernapasan.