Anies Tiadakan CFD 2 Pekan untuk Cegah Penyebaran Corona

11 Maret 2020 11:19 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di area CFD di Bunderan HI, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/3). Foto: Raga Imam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di area CFD di Bunderan HI, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/3). Foto: Raga Imam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk membatasi segala aktivitas yang melibatkan banyak orang, salah satunya car free day (CFD). Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan meniadakan CFD untuk sementara waktu. Dia mengatakan, CFD akan disetop 2 pekan ke depan, tepatnya pada 15 dan 22 Maret 2020 .
"Kegiatan hari minggu, kita memiliki HBKB hari bebas kendaraan bermotor atau lebih populer car free day (CFD). Untuk 2 pekan ke depan demi menjaga dan melindungi warga Jakarta dari potensi penularan, maka 2 minggu ke depan Pemprov DKI Jakarta meniadakan CFD," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta, Rabu (11/3).
Sosialisasi pencegahan virus corona di area CFD, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/3). Foto: Raga Imam/kumparan
Setelah penyetopan dilakukan 2 pekan ke depan, Pemprov DKI akan meninjau kembali apakah akan mengizinkan CFD kembali digelar atau meniadakan CFD lebih lama lagi.
Keputusan untuk memperpanjang penyetopan sementara CFD akan ditinjau tergantung dari perkembangan penyebaran corona di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/3). Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
"Sesudah dua minggu kita akan pantau lagi. Ini kita lakukan sambil melihat bagaimana perkembangan penularan corona virus ini. Sesudah 2 minggu nanti kita review," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi hari minggu depan dan minggu berikutnya, HBKB ditiadakan," lanjutnya.
Suasana Car Free Day (CFD) di Bundaran HI, Minggu. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Anies menyebut, keputusan ini diambil setelah pihaknya mengamati cara penanganan corona di berbagai negara. Menurutnya, negara yang melakukan preventif di awal penyebarannya lebih kecil. Sementara negara yang relatif lebih santai penyebarannya meluas dengan cepat.
"Ada beberapa pelajaran penting yang kita review dari beberpa negara. Muncul kasus beberapa kemudian secara sporadik meningkat dan drastis. Ada Iran, ada Italia, Amerika Serikat, dan negara lain, tapi ada juga yang melakukan langkah-langkah di awal. Sesudah terjadi lalu terjadi pembatasan kepada kegiatan masyarakat. bahkan Italia lock down seluruh negara," kata dia.
"Langkah-langkah yang harus kita kerjakan adalah langkah-langkah mengurangi ruang interaksi antara mereka yang terpapar dengan masyarakat umum," tambahnya.
ADVERTISEMENT