Antara Abu Bakar Ba'asyir, Ponpes Ngruki, dan Upacara 17-an Perdana

18 Agustus 2022 10:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy saat bersilaturahmi ke ustaz Abu Bakar Baasyir dan para santri. Foto: Humas Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy saat bersilaturahmi ke ustaz Abu Bakar Baasyir dan para santri. Foto: Humas Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, melaksanakan upacara bendera 17 Agustus untuk pertama kalinya secara besar-besaran pada Rabu (17/8). Pesantren ini didirikan tahun 1972 oleh Abu Bakar Ba’asyir.
ADVERTISEMENT
Upacara 17 Agustus tahun ini di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, ini bisa disebut momentum bersejarah. Pasalnya, pendiri ponpes Abu Bakar Ba’asyir, yang sudah bebas dari penjara, kini terlibat dalam upacara kemerdekaan.
Pada HUT RI sebelum-sebelumnya, ponpes hanya mengirimkan santrinya ke luar untuk turut merayakan. Sedangkan di ponpesnya sendiri tidak ada acara cuma sekadar pasang bendera di depan kantor ponpes.
SEKILAS TENTANG ABU BAKAR BA’ASYIR
Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud (84) lahir pada 17 Agustus tahun 1938. Ia dikenal sebagai tokoh Islam di Indonesia keturunan Arab beraliran Salafi Jihadi yang dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan terorisme di Indonesia.
Selain menjadi Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam dan memimpin Pondok Pesantren Al Mu'min Ngruki (1972), Ba’asyir juga menjadi Ketua Organisasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2002.
ADVERTISEMENT
Ba'asyir mendirikan Pesantren Al-Mu'min di Ngruki bersama dengan Abdullah Sungkar pada 10 Maret 1972. Pada masa Orde Baru, Ba'asyir ditangkap karena dinilai menghasut masyarakat agar menolak azas tunggal Pancasila. Ba'asyir berhasil kabur ke Malaysia dan menetap di negeri jiran selama 17 tahun,
Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang mempunyai kaitan dengan al-Qaeda, tetapi Ba'asyir membantah hal tersebut.
Selepas Orba, Ba’asyir pernah mendekam di penjara dalam kasus terorisme. Ia divonis 15 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2011. Ia dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan menggerakkan orang lain dalam penggunaan dana untuk melakukan tindak pidana terorisme.
ADVERTISEMENT
Tokoh yang sempat disebut polisi duduk sebagai Amir Jamaah Anshoru Tauhid (JAT) ini terbukti merencanakan atau menggerakkan pelatihan militer di Aceh bersama Dulmatin alias Yahyah Ibrahim alias Joko Pitono.
Ba’asyir juga sempat dipidana dalam kasus serangan bom Bali 2002 dengan vonis 2,6 tahun penjara pada 2005.
Suasana Upacara HUT ke-77 RI di Ponpes Ngruki, Rabu (17/8). Foto: Mashuri Masyhuda
Ia juga sempat menolak menandatangani janji setia kepada Pancasila sebagai syarat pembebasan dirinya setelah bebas dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Bogor, pada Jumat, 8 Januari 2021.
Tetapi pada awal Agustus 2022 lalu Ba'asyir diberitakan mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Hal itu terlihat dari video yang beredar dan dibenarkan putranya, Abdul Rochim.
PONDOK PESANTREN AL MUKMIN NGRUKI
Pada Juni 2022, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) sempat salah mengucapkan Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki.
ADVERTISEMENT
Padahal salah satu pendiri Ponpes Ngruki bernama Abdullah Baraja, bukan Abdul Qodir Hasan Baraja. Abdul Qodir ditangkap karena menyebarkan ideologi khilafah untuk mengganti Pancasila dan penyebaran berita bohong yang menimbulkan keonaran.
BNPT kemudian meminta maaf atas kesalahan ini.
Dengan berlangsungnya upacara 17 Agustus besar-besaran pada tahun 2022 ini, diharapkan isu radikalisme yang dulu sering dikaitkan dengan Ponpes Ngruki, dapat mereda. Apalagi Menko PMK Muhadjir Effendy yang merupakan bagian pemerintah jadi inspektur upacara (irup).
"Semoga upacara di Pesantren Ngruki bisa terus berjalan," kata Muhadjir.
Sehari sebelum upacara, Danrem setempat memberikan bendera Merah Putih kepada Ba'asyir. Pihak TNI juga melatih para santri yang terlibat sebagai petugas upacara.
Upacara bendera dimulai pukul 07.00 WIB, Rabu, 17 Agustus 2022, diikuti semua santri, pengasuh, pengajar, dan berjalan secara khikmat. Abu Bakar Ba’asyir juga terlihat menghadiri upacara dengan mengenakan baju putih, peci putih, dan sarung cokelat.
ADVERTISEMENT
Abu Bakar Ba'asyir duduk di barisan depan bersama deretan Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Achiruddin, Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, Dandim 0726/Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi dan tamu undangan.
Suasana Upacara HUT ke-77 RI di Ponpes Ngruki, Rabu (17/8). Foto: Mashuri Masyhuda
Muhajir berpesan pada santri untuk mengimbangkan pembelajaran agama dan umum agar bisa berpartisipasi mengisi kemerdekaan.
"Agar para santrinya terus belajar yang baik kalau dari segi karakter tidak bisa diragukan karena di sini pendidikan akhlak diutamakan. Hanya harus ada perimbangan belajar ilmu umum dengan ilmu agama. Ilmu agamanya cukup dalam dan luas kalau diimbangi dengan pengetahuan umum yang sangat kuat, maka para santri akan bisa ikut berpartisipasi mengisi kemerdekaan," ungkap Muhadjir.
Upacara ini bertepatan dengan hari ulang tahun Ba'asyir ke-84. Usai upacara, Ba'asyir mengungkapkan bahwa upacara tersebut adalah upacara 17 Agustus yang pertama kali digelar di Ponpes Ngruki.
ADVERTISEMENT
"Baru kali ini (upacara 17 Agustus) sejak (pondok) berdiri," katanya.