Antibodi Muncul Usai Suntikan Vaksin Kedua, IDI Ingatkan Tetap Disiplin Prokes

16 Januari 2021 19:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang dokter menerima satu dosis vaksin Sinovac di fasilitas kesehatan, di Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang dokter menerima satu dosis vaksin Sinovac di fasilitas kesehatan, di Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi, sejumlah menteri, dan pejabat daerah telah disuntikkan vaksin corona perdana. Pelaksanaan vaksinasi ini juga dimulai bagi tenaga medis di berbagai provinsi sebagai kelompok prioritas.
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengingatkan protokol kesehatan (prokes) 3M tetap harus dijalankan meski sudah disuntik vaksin corona. Sebab, antibodi belum terbentuk dengan hanya satu kali vaksin saja.
"Jadi begini. Jadi vaksin, kebetulan dengan pakai Sinovac, mungkin sama dengan Pfizer dan Moderna, itu suntik dua kali. Jadi yang disuntikkan itu pertama, kalau bahasa awamnya itu suntikan untuk melatih sel-sel tubuh mengenali," kata Daeng dalam diskusi Smart FM, Sabtu (16/1).
Daeng mengatakan, untuk vaksin Sinovac harus dilakukan dua kali ke individu hingga terbentuk antibodi. Adapun pembentukan antibodi bisa terlihat setelah mendapatkan vaksin kedua.
"Begitu divaksin yang kedua kali itu merespons munculnya antibodi," ucap dia.
Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih. Foto: Instagram/@ikatandokterindonesia
Meski begitu, ia menyebut masih dibutuhkan waktu hingga antibodi tercipta hingga 100 persen, yakni sekitar 14 hari setelah mendapatkan vaksin kedua.
ADVERTISEMENT
"Tapi antibodi yang timbul itu awal timbul setelah 14 hari pascasuntikan kedua, bukan suntikan pertama," jelas Daeng.
Daeng berpesan kepada mereka yang sudah divaksin untuk tetap disiplin protokol kesehatan, karena risiko tertular COVID-19 masih tetap ada.
"Mohon maaf jangan mentang-mentang sudah divaksin kemudian lost. Jangan-jangan (jika) kita tidak hati-hati, belum disuntik kedua, sudah kena infeksi gitu kan. Atau belum terbentuk antibodi setelah suntikan kedua kita keburu terkena infeksi duluan," ungkap Daeng.
"Bahwa vaksin ini tidak ada 100 persen melindungi, sehingga ini sama-sama sebuah ikhtiar melakukan pencegahan. Supaya paripurna pencegahannya, menggunakan masker, mencuci tangan, itu masih harus dilakukan," pungkasnya.
Infografik Usia Dewasa Muda Terpapar Corona. Foto: kumparan