Antisipasi Cacar Monyet, Kemenkes Perkuat Surveilans pada Kelompok Gay

25 Juli 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagian dari jaringan kulit, diambil dari lesi pada kulit monyet, yang telah terinfeksi virus monkeypox, terlihat pada pembesaran 50X pada hari keempat perkembangan ruam pada tahun 1968. Foto: CDC/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bagian dari jaringan kulit, diambil dari lesi pada kulit monyet, yang telah terinfeksi virus monkeypox, terlihat pada pembesaran 50X pada hari keempat perkembangan ruam pada tahun 1968. Foto: CDC/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Monkeypox atau cacar monyet yang diklasifikasikan sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional (PHEIC) oleh Dirjen WHO Tedros pada Jumat (22/7). Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu berucap pihaknya memperkuat surveilans pada kalangan LGBTQ.
ADVERTISEMENT
“Pada komunitas saat ini sesuai data kasus yang paling banyak di dunia pada kelompok Gay maka kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini bekerja sama dengan beberapa organisasi atau LSM,” ujar Maxi melalui pesan teks pada Senin (25/7).
Sebelumnya pejabat WHO dalam Q&A di saluran media sosial lembaga PBB pada Selasa (24/5/2022) menyebut bahwa lonjakan kasus ternyata terjadi di kelompok pria penyuka sesama jenis yang melakukan hubungan seks di antara mereka.
Tidak hanya sampai di situ, Maxi menyebut Kemenkes juga mengawasi jalur-jalur perjalanan dari luar negeri baik melalui laut maupun jalur udara.
“Kemenkes sejak muncul monkeypox di beberapa negara sudah melakukan surveilans aktif di semua pintu masuk negara terutama di bandara dan pelabuhan laut,” ucap Maxi.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa saat ini deteksi awal dilakukan di bandara internasional. Langkah pengecekan yang dilakukan mulai dari pengecekan suhu hingga gejala-gejala awal pada pasien Monkeypox.
“Deteksi dini di airport dilakukan oleh KKP terutama PPLN dari negara yang sudah ada kasus cek suhu, memeriksa gejala-gejala monkeypox terutama pada kulit kemerahan atau ruam, bintik-bintik merah, vesikel atau pustula yang gampang dilihat di bagian muka, juga di telapak tangan,” terangnya.
Kini, meski menyebut belum ada kasus terkonfirmasi maupun kasus suspek di Indonesia, Maxi menegaskan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan. Untuk yang merasa memiliki gejala cacar monyet seperti kelainan pada kulit, bintik merah, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening leher dan selangkangan agar dapat melapor ke petugas kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan terutama cuci tangan, hindari kontak dengan orang yang memiliki gejala Monkeypox, segera melapor ke petugas kesehatan apabila memiliki gejala awal Monkeypox terutama panas, kelainan pada kulit, bintik-bintik merah, vesikel berisi cairan atau nanah dan yang paling khas kalau ada pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan selangkang,” jelas Maxi.
Setelah melapor masyarakat tidak perlu khawatir sebab Kemenkes telah menyiapkan laboratorium untuk mengidentifikasi virus Monkeypox ini di seluruh provinsi di Tanah Air.
“Kami juga sudah menyiapkan laboratorium pemeriksa di semua provinsi,” pungkas dia.