Antisipasi Corona, Korea Utara Perketat Perbatasan Laut
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh media pemerintah pada Minggu (29/11), dua hari setelah Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah melarang penangkapan ikan di laut.
Mengutip Associated Press, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan bahwa negara tersebut memobilisasi lebih banyak unit anti-virus dan menetapkan langkah-langkah ketat untuk menghindari penyebaran virus corona terutama di musim dingin.
Beberapa ahli mengatakan virus corona dapat menyebar lebih luas selama cuaca dingin ketika orang biasanya menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan.
KCNA mengatakan para pejabat Korut menerapkan anti-epidemi yang tegas di sepanjang daerah perbatasan untuk mencegah virus corona memasuki negara itu.
Di daerah pesisir garis depan, pihak berwenang sedang mengerjakan aturan yang lebih ketat untuk perlintasan di laut dan mengumpulkan sampah di perairan.
ADVERTISEMENT
Korea Utara mengeklaim tidak ada satupun kasus virus corona yang ditemukan di negaranya, meski klaim tersebut dipertanyakan oleh sejumlah ahli.
Terlepas dari klaimnya, Korut dengan cepat menutup perbatasannya, memulangkan diplomat dan mengisolasi penduduk yang memiliki gejala COVID-19.
Wabah virus corona di Korea Utara dapat menimbulkan masalah besar karena sistem perawatan kesehatannya yang tidak memadai dan kurangnya pasokan obat-obatan.
Korea Utara sebelumnya telah menyebutkan larangan memasuki perairannya.
Laporan hari Minggu datang setelah Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen hari Jumat (27/11) Korut menerapkan aturan untuk mengendalikan virus corona di antaranya melarang penangkapan ikan dan produksi garam di laut, serta dan penguncian di Pyongyang, Provinsi Jagang utara dan daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
Anggota parlemen yang menghadiri pertemuan tertutup dengan NIS juga mengatakan bahwa Korut telah mengeksekusi seorang pejabat karena melanggar peraturan yang membatasi impor barang pada bulan Agustus.
Ha Tae-keung, salah satu anggota parlemen mengatakan mengutip agensi yang mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan "kemarahan yang berlebihan" dan mengambil "tindakan irasional" atas pandemi dan dampak ekonominya.