Antisipasi Erupsi Susulan Gunung Nyiragongo, Puluhan Ribu Warga Kongo Diungsikan

Foto udara lava letusan gunung Nyiragongo yang menghancurkan rumah penduduk di daerah Nyiragongo, Goma, Republik Demokratik Kongo. Foto: Djaffar Al Katanty/REUTERS

Pemerintah Kongo memerintahkan evakuasi puluhan ribu penduduk di beberapa bagian Kota Goma, Kongo, akibat adanya risiko terjadi gempa bumi dan erupsi susulan Gunung Nyiragongo.

Dikutip dari Reuters, lebih dari 20.000 warga telantar dan 40 lainnya dinyatakan hilang usai erupsi yang terjadi pada Sabtu (22/5) malam.

“Data seismik dan deformasi tanah mengindikasikan keberadaan magma di bawah Kota Goma, meluas hingga ke bawah Danau Kivu,” ujar Gubernur Militer Provinsi Kivu Utara, Ndima Kongba.

“Melihat observasi ilmiah ini, potensi erupsi di daratan atau di dalam danau tak bisa dikesampingkan, dan erupsi ini bisa terjadi tanpa adanya tanda-tanda atau peringatan sebelumnya,” lanjut Kongba.

Dikutip dari AFP, selain erupsi di daratan, pertemuan magma dengan air di Danau Kivu juga memiliki risiko tinggi yang sangat berbahaya terhadap keselamatan nyawa warga.

Salah satu masalah yang berpotensi ditimbulkan adalah destabilisasi volume gas yang larut di Danau Kivu dan emisi gas berbahaya di permukaan.

Gunung Nyiragongo di Kongo erupsi dan mengeluarkan lava. Foto: REUTERS

Penduduk di 10 wilayah di kota tersebut harus dievakuasi ke Kota Sake, sebuah kota yang berjarak 21 km dari Goma.

“Evakuasi ini bersifat wajib, dan mereka yang tidak mematuhi sesegera mungkin akan terancam risiko-risiko yang sebenarnya bisa dihindari. Anda bisa kembali ke rumah atas rekomendasi dari pemerintah provinsi,” tegas Kongba.

Pada Rabu (26/5), PBB telah merelokasi sebanyak 250 staf. Jumlah itu sekitar setengah dari relawan bantuan kemanusiaan.

Mereka juga mengungsikan 1.500 relawan lainnya ke Kota Bukavu yang berjarak 50 km ke arah selatan Goma.

Kota Goma, Kongo, terus menerus diguncang gempa bumi usai erupsi gunung berapi tipe strato yang menewaskan sekitar 32 orang. Retakan tanah di penjuru wilayah kota tersebut muncul sebagai akibat dari guncangan gempa tersebut.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan, dari 32 korban tewas akibat erupsi tersebut, sebanyak 24 dari mereka terbakar hidup-hidup oleh lava yang mengalir.