Antisipasi Virus Corona, Kapal Pesiar World Dream Pulangkan 188 ABK Indonesia

24 Februari 2020 9:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal pesiar World Dream Cruise. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal pesiar World Dream Cruise. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Berbagai operasional kapal pesiar di kawasan Asia terganggu akibat penyebaran virus corona. Tak hanya kapal Diamond Princess dan Westerdam, operasional kapal World Dream juga turut terdampak.
ADVERTISEMENT
Mengantisipasi penyebaran virus corona, pihak Dream Cruises selaku pemilik kapal World Dream menghentikan sementara pelayaran kapal pesiar dari Hong Kong sejak 9 Februari.
Dalam kapal tersebut, terdapat sejumlah WNI yang menjadi ABK. Rencananya, 188 WNI akan dipulangkan dan dijemput kapal TNI AL di dekat perairan Bintan.
"Kami lepas jangkar di perairan internasional di dekat Kepulauan Bintan untuk memindahkan para awak ke kapal TNI AL," kata Michael Goh selaku President of Dream Cruises dalam siaran pers, dilansir Antara, Senin (24/2).
Ilustrasi kapal pesiar World Dream Cruise. Foto: Shutter Stock
Michael Goh mengatakan, Departemen Kesehatan Hong Kong telah mengonfirmasi semua penumpang dan anggota kru yang berlayar pada pelayaran terakhir telah melalui pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan suhu tubuh.
Semua sampel yang diambil dari anggota kru menunjukkan hasil negatif virus corona. Kapal pesiar tersebut juga telah mendapatkan sertifikasi bebas virus corona dari Departemen Kesehatan Pelabuhan di Hong Kong.
ADVERTISEMENT
Semua penumpang yang telah meninggalkan kapal pesiar pada pelayaran terakhir pada 9 Februari tidak menunjukkan gejala virus corona.
"Kami bermaksud memberikan penegasan bahwa perusahaan telah memelihara standar kebersihan dan sanitasi tertinggi bagi armada perusahaan dan berkomitmen untuk menjaga kesehatan semua penumpang dan anggota kru," papar Michael Goh.
Warga menggunakan masker mengantisipasi terkena virus corona di Hong Kong. Foto: AFP/DALE DE LA REY
Menurutnya sejauh ini, belum ada laporan mengenai kasus infeksi virus corona di antara para tamu dan anggota kru selama berada di atas kapal.
Dengan penghentian operasional sementara sejak 9 Februari, maka tidak ada satu pun penumpang yang berada di atas kapal. Hal ini merupakan persiapan awal untuk aktivitas dry-dock.
Dream Cruises bekerja sama dengan otoritas regional untuk memfasilitasi kepulangan para anggota kru dari berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT

Teknis Pemulangan WNI

Pemerintah Indonesia merespons upaya pemulangan para WNI dari kapal World Dream dengan memberangkatkan kapal TNI AL.
"Rencana pemerintah dalam melindungi WNI yaitu menjemput mereka menggunakan kapal TNI AL," kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr Achmad Yurianto, dilansir Antara.
Achmad mengatakan, secara teknis kapal TNI AL akan bertemu dengan World Dream di perairan internasional di dekat Bintan. Namun, kapal tidak akan langsung berpapasan melainkan para WNI turun menggunakan sekoci.
"Tapi tidak menempel. Mereka turun pakai sekoci kemudian bergerak ke kapal TNI," kata Achmad.
Ilustrasi virus corona. Foto: Shutter Stock
Achmad mengatakan, kapal pesiar tersebut awalnya menurunkan seluruh penumpang di Hong Kong. Selepas itu, kapal berbendera Malaysia itu langsung berlayar tanpa penumpang, namun masih ada sekitar 1.104 ABK.
ADVERTISEMENT
"Dari jumlah ABK tersebut sekitar 270-an orang merupakan WNI," terang Achmad.
Ia mengatakan, pada waktu seluruh penumpang sudah turun, otoritas Hong Kong langsung memeriksa seluruh awak kapal menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan semuanya dinyatakan negatif.
Kapal pesiar World Dream cruise. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Namun menurut Achmad, beberapa hari setelah penumpang turun dari kapal tersebut salah seorang dari mereka dilaporkan positif terserang virus corona.
"Pada saat pemeriksaan kapal sudah berlayar lagi tanpa penumpang ke Malaysia," ujar dia.
Setelah ada informasi satu orang positif corona, sejumlah negara menolak kapal World Dream untuk bersandar. Posisi terakhir kapal tersebut meminta izin untuk bersandar di wilayah Bintan tapi pemerintah Indonesia menolak, hingga akhirnya melakukan opsi penjemputan langsung para WNI di kapal tersebut.
ADVERTISEMENT