Apa Isi Gas Air Mata hingga Bisa 'Membunuh' Manusia?

3 Oktober 2022 8:00 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Persebaya Surabaya vs Arema FC pada Sabtu (1/10) malam, menyisakan duka yang mendalam. Terkini, korban tewas dilaporkan sebanyak 125 orang.
ADVERTISEMENT
Korban tewas rata-rata karena sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan ke tribun. Penembakan gas air mata ke tribun penonton bermula ketika ribuan suporter Singo Edan turun ke lapangan untuk melampiaskan kekecewaannya.
Saat itu, keadaan mulai chaos dan kerusuhan makin membesar kala sejumlah flare dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Kobaran api pun terlihat di sejumlah titik di dalam stadion.
Petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan dan beberapa ditembakkan ke tribun penonton. Tembakan gas air mata tersebut disinyalir menjadi penyebab jatuhnya korban.
Suasana kerusuhan dipertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022. Foto: Putri/AFP
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan pihaknya menembakkan gas air mata untuk meredakan kerusuhan tersebut. Hal tersebut dikarenakan mulai anarkisnya perilaku penonton yang masuk ke lapangan.
ADVERTISEMENT
"Karena sudah mulai anarkis sudah menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya karena gas air mata mereka keluar ke satu titik di pintu keluar. Yaitu kalau enggak salah di pintu 10 ya. Kemudian terjadi penumpukan. dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas kurang oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion dan dievakuasi ke beberapa rumah sakit," kata Nico, Minggu (2/10).
Padahal dalam aturan FIFA, penggunaan gas air mata untuk menanggulangi kerusuhan suporter telah dilarang. Hal ini tertuang dalam pasal 19 aturan FIFA menyoal Stadium Safety and Security Regulations.
Suasana kerusuhan dipertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022. Foto: Putri/AFP

Lalu Apa Isi Gas Air Mata?

Gas air mata modern mengandung senyawa kimia 2-chlorobenzalmalononitrile (CS) atau CS gas, dalam bentuk bubuk berwarna kristal dengan bau menyerupai merica. Senyawa CS dalam gas air mata modern memang cukup ampuh dalam membubarkan massa.
ADVERTISEMENT
Saat mengenai mata, kulit memberikan rangsangan ke otak untuk dengan cepat menghapusnya dari mata karena dirasa membahayakan, karena itulah otak akan merangsang lacrimal untuk menghasilkan air mata dan lendir untuk menghapus gas tersebut dari mata.
Selain efek-efek di atas, gas juga bisa menyebabkan ruam dan terbakar secara kimia. Namun kabar baiknya, gejala ini tak berlangsung lama, hanya kurang lebih satu jam saja. Mereka yang terkena gas air mata kebanyakan akan mencari udara segar sambil mengeluarkan air mata, hingga muntah.
Suporter Arema FC (Aremania) menabur bunga di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Senyawa CS, yang juga bisa disebut o-chlorobenzylidene malononitrile, akan mengaktifkan satu di antara dua reseptor rasa sakit. Reseptor itu adalah TRPA1. Senyawa ini mengandung klorin. Ia bisa menyebar ke udara bebas sebagai partikulat halus.
ADVERTISEMENT
Selain TRPA1, kategori lain dari agen senyawa gas air mata juga mengaktifkan reseptor TRPV1. Kebanyakan senyawa ini merupakan turunan dari capsaicin yang banyak terdapat pada cabai-cabaian. Biasanya ini digunakan pada semprotan cabai. Ada dua senyawa yang biasa digunakan pada kategori ini, yaitu gas OC, larutan konsentrasi dari capsaicin alami, dan PAVA, campuran capsaicin sintetis.
Rohini Haar, peneliti ilmu kesehatan masyarakat dari University of California, Berkeley, AS tidak menyarankan penggunaan gas air mata sebagai alat untuk mengontrol massa. Haar khawatir, penggunaan gas air mata justru malah akan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Alasannya sederhana, korban yang jatuh dan panik akibat terpapar gas ini bisa mengalami benturan atau bahkan terinjak-injak oleh banyak orang lain di kerumunan massa.
ADVERTISEMENT
"Satu hal yang semakin sering kita lihat adalah gas air mata menyebabkan kepanikan dan kekacauan. Bisa ada kematian massal akibat saling injak ketika gas air digunakan," kata Haar, seperti dikutip Scientific American.
Petugas polisi memasang garis polisi di samping kendaraan yang dibakar di luar stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Foto: Putri/AFP

Bahaya Gas Air Mata

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan mengapa gas air mata begitu berbahaya. Studi ilmiah membuktikan.
"Pertama, beberapa bahan kimia yang digunakan pada gas air mata dapat saja dalam bentuk chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR)," kata Tjandra dalam keterangannya, Minggu (2/10).
"Kedua, secara umum dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata, dan paru serta saluran napas," kata Tjandra.
Ketiga, gejala akutnya di paru dan saluran napas dapat berupa dada berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik, batuk, bising mengi, dan sesak napas.
Infografik 4 Hal di Balik Tragedi Stadion Kanjuruhan. Foto: kumparan
"Pada keadaan tertentu dapat terjadi gawat napas (respiratory distress). Masih tentang dampak di paru, mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas (respiratory failure)," jelas Tjandra.
ADVERTISEMENT
"Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi," kata Tjandra.
Tjandra mengungkap gas air mata juga dapat menimbulkan dampak kronik berkepanjangan.
"Kelima, walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup," pungkas Tjandra.