Apakah Suara Pemilih Anies akan Beralih ke Ridwan Kamil?

7 September 2024 20:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ridwan Kamil dan Anies Baswedan di Acara Perayaan Hari Jadi ke-76 Raja Charles III di Ritz Carlton Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil dan Anies Baswedan di Acara Perayaan Hari Jadi ke-76 Raja Charles III di Ritz Carlton Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Political Strategy Group (PSG) merilis terkait dengan hasil survei terkait Pilkada Jakarta dengan tajuk 'Makna Elektoral Pra & Pasca Putusan MK, Kemana Pendukung Anies & Ahok dan Pesan Warga untuk 3 Kandidat'.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang dipotret dari survei itu adalah apakah akan ada perpindahan suara dari pendukung Anies Baswedan atau Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke Ridwan Kamil.
Namun, survei ini dilakukan sebelum adanya pendaftaran Pilgub Jakarta, yakni pada 6-15 Agustus 2024. Menggunakan metode Multistage Random Sampling. Sampelnya sebanyak 1.540 orang dengan margin of error sekitar 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Ada 3 paslon yang mendaftar Pilkada Jakarta 2024. Tidak ada nama Ahok maupun Anies dalam pilkada tersebut. Khusus untuk Ahok, partainya yakni PDIP mengajukan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno.
Survei memotret bagaimana simulasi Ahok vs Ridwan Kamil dengan Anies vs Ridwan Kamil.
"Di sini jika terjadi pertarungan Anies melawan RK (dalam Pilgub Jakarta), ternyata pemilih Ahok 58% akan memilih RK," ujar Kepala Peneliti PSG, Ahsan Ridhoi dalam paparannya, Sabtu (7/9).
ADVERTISEMENT
Menurut Ahsan, sebanyak 58 persen pemilih Ahok memilih RK ternyata memiliki alasan. Ahokers punya kecenderungan untuk lebih baik memilih RK daripada Anies Baswedan.
Hal ini menurut Ahsan, karena Ahokers masih menyisakan persaingan yang belum selesai dari Pilgub Jakarta 2017 lalu.
"Ini mungkin juga masih tersisa dari persaingan 2017 yang belum terselesaikan. Sehingga akan lebih sulit untuk memilih Anies," ucap Ahsan.
Ia menilai, pemindahan suara ini logis terlebih pada PDIP yang tidak jadi mencalonkan Anies di Pilgub Jakarta.
Bagi Ahsan, Ahok adalah kader PDIP, dan akan ada potensi untuk tidak bisa memaksimalkan Ahokers apabila PDIP bersikeras mencalonkan Anies.
"Sebaliknya, ketika ada pertarungan Ahok vs RK, ternyata hanya 47% pemilih Anies itu yang memilih RK. Mayoritas itu akan memilih lawan dari RK," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ahsan menilai juga, bahwa jika Ahok melawan RK di Pilgub Jakarta, pemilih Anies atau biasa disebut anak abah cenderung tak mau memilih RK.
Anak abah dinilai lebih mending memilih Ahok, dan sudah ada keterbukaan dari anak abah untuk memilih Ahok.
"Di sini potensi pemilih Anies untuk milih Ahok itu ada 31 persen, lalu potensi pemilih Ahok memilih Anies itu 24 persen," ungkap Ahsan.
"Jadi sebenarnya anak abah itu lebih relatif terbuka kepada Ahok. Sementara Ahokers kurang terbuka kepada Anies, seandainya terjadi pertarungan head to head tapi tidak melibatkan idolanya masing-masing untuk kandidat yang mereka pilih," pungkasnya.