Arab Saudi Desak Presiden Yaman Mundur

18 April 2022 12:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran MBS memimpin Middle East Green Summit (MGI) 2021 di Riyadh, Arab Saudi, 23-24 Oktober 2021.  Foto: Twitter/@CICSaudi
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran MBS memimpin Middle East Green Summit (MGI) 2021 di Riyadh, Arab Saudi, 23-24 Oktober 2021. Foto: Twitter/@CICSaudi
ADVERTISEMENT
Arab Saudi dikabarkan telah mendorong Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi untuk mundur dari jabatannya pada awal April 2022.
ADVERTISEMENT
Atas desakan itu, Hadi pun pada akhirnya terpaksa mengumumkan pengunduran diri pada 7 April lalu. Dia menyerahkan kekuasaannya kepada dewan kepemimpinan baru.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman sebelumnya telah melayangkan dekrit tertulis kepada Hadi untuk mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan. Delegasi terdiri atas 8 perwakilan dari kelompok Yaman yang berbeda.
Menurut pengakuan pejabat Yaman dan Arab Saudi kepada The Wall Street Journal, sejumlah pihak Saudi mengancam akan membeberkan bukti korupsi yang dilakukan Hadi ketika meyakinkan dirinya untuk mundur.
Namun pengunduran Hadi juga disebut tidak hanya dipengaruhi oleh desakan Saudi. Pejabat Saudi lainnya mengatakan berbagai faksi Yaman telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Hadi dalam memimpin negara Timur Tengah itu.
Arab Saudi segera menyambut baik pengumuman pengunduran diri Hadi dan menjanjikan USD 3 miliar dalam bentuk bantuan dan dukungan kepada tetangganya itu.
ADVERTISEMENT
Sejak meninggalkan pemerintahan, Hadi segera dikurung di rumahnya di Riyadh dan dilarang mengakses layanan telepon untuk membatasi komunikasinya.
Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi. Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Hadi telah berada di Arab Saudi sejak melarikan diri pada 2015 ketika pasukan pemberontak mendekati benteng terakhirnya, kota pelabuhan selatan Aden.
Pengunduran diri Hadi dilakukan pada saat Yaman mulai memasuki gencatan senjata dalam konfliknya melawan Houthi yang berlangsung selama tujuh tahun terakhir.
Pasukan Houthi yang disokong Iran telah mengendalikan ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara Yaman. Pendudukan itu berhasil dilakukan Houthi meskipun koalisi pimpinan Saudi telah meluncurkan intervensi militer sejak 2015 lalu.
Perang antara Yaman dan Houthi telah menewaskan hingga ratusan ribu orang dan memicu apa yang disebut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang di ambang kelaparan.
ADVERTISEMENT
Penyerahan kekuasaan Hadi kepada dewan terjadi pada akhir pembicaraan di ibukota Saudi, Riyadh, yang menyatukan faksi-faksi anti-Houthi.
Agenda penyerahan kekuasaan Hadi justru diboikot oleh Houthi. Mereka menolak untuk menghadiri pembicaraan di wilayah Saudi yang dianggap musuh.
Penulis: Sekar Ayu.