Arab Saudi Masih Tolak Jemaah Umrah RI, HNW Minta Jokowi Lobi Raja Salman

30 September 2021 16:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hidayat Nur Wahid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hidayat Nur Wahid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid meminta Presiden Jokowi lebih serius melobi Arab Saudi terkait umrah. Arab Saudi telah membuka umrah internasional sejak Agustus 2021, tapi Indonesia belum bisa memberangkatkan jemaah karena dikenai travel ban sejak Februari.
ADVERTISEMENT
“Memang kita ketahui, pengambilan keputusan itu adanya di Saudi Arabia, di Kementerian Haji dan di atasnya lagi tentu Raja. Karenanya kami berkali-kali usul agar pemerintah memperjuangkan aspirasi umat dan Komisi VIII. Seluruh anggota Komisi VIII sangat mendukung bila pemerintah melakukan upaya lebih maksimal dengan berkomunikasi secara langsung dengan pihak Saudi Arabia,” kata sosok yang akrab disapa HNW itu dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (30/9).
“Dalam konteks ini tidak hanya cukup dengan kedutaannya tetapi langsung dengan antar menteri atau bahkan presiden. Dalam hal ini Bapak Jokowi kami usulkan agar bisa berkomunikasi langsung dengan pihak Raja Salman,” imbuh anggota Komisi VIII itu.
HNW menerangkan bahwa selain Indonesia, Arab Saudi masih belum membuka pintu bagi 3 negara pengirim jemaah umrah terbesar lainnya yakni Turki, India, dan Mesir. Tetapi, ia menilai perkembangan pandemi di Indonesia sudah membaik, sehingga mestinya dapat menjadi bekal Jokowi untuk melobi Arab Saudi.
Sejumlah calon jamaah umrah berswafoto sebelum menaiki pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (1/11). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
Apalagi jika dilihat dari capaian vaksinasi, Indonesia ada di urutan kedua saat bersanding dengan negara-negara tersebut. Capaian vaksinasi Turki 53%, Indonesia 18%, India 16%, sementara Mesir masih di bawah 10%.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau melihat kepada fakta ini, pemerintah bisa menjadikan ini sebagai bagian dari diplomasi yang disampaikan. Bahwa kita di Indonesia vaksinasi juga sudah tinggi persentasenya, apalagi dengan fakta tentang penurunan jumlah yang meninggal akibat COVID-19 maupun yang terserang,” ujar dia.
“Di Indonesia sudah terjadi pelandaian yang sangat-sangat signifikan. Itu mestinya menjadi bagian yang dikomunikasikan langsung,” imbuhnya.
Lebih lanjut, HNW juga menyarankan diplomasi yang lebih mendetail kepada Arab Saudi. Misalnya terkait kebijakan kepulangan jemaah dari Arab Saudi, yang menurutnya adalah salah satu alasan negara itu masih menutup pintu bagi Indonesia.
Suasana umrah di Masjidil Haram pada Jumat, 27 Agustus 2021. Foto: Makkah Region
“Diplomasi tingkat tinggi akan menyelesaikan masalah sekaligus memberikan jaminan agar masalah ini tidak dibuka untuk ditutup. Atau sebaliknya, masalah ini nanti [bisa jadi] menghadirkan mereka dari Saudi Arabia dituduh atau dicurigai sebagai pendatang klaster COVID-19,” terang Anggota Komisi VIII itu.
ADVERTISEMENT
HNW berpendapat ibadah umrah dapat membuat doa jemaah di Indonesia semakin diridai jalannya oleh Allah. Adapun rida tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia selamat dan sehat.
“Kita berharap dengan umrah itu, kan terjadi suatu ibadah, haji kecil yang kemudian doanya dijabah oleh Allah, di-maqom Ibrahim atau di-multazam, atau di tempat mustajab yang lain dan mendoakan untuk selamat sehat walafiatnya Indonesia, pemimpin di Indonesia, DPR, pemerintah, dan seluruh bangsa Indonesia. Tentu itulah yang kita harapkan,” tuturnya.
Sebab itu sekali lagi, HNW meminta pemerintah melakukan lobi yang lebih serius dan tingkat tinggi. Kemudian seiring dengan itu meningkatkan kualitas pemberangkatan dan pemulangan umrah jemaah Indonesia.
“Supaya ketika nanti diizinkan tidak lagi dipulangkan, dan supaya beragam hal yang masih menjadi menjadi tanda tanya bisa dikomunikasikan secara langsung oleh pengambil keputusan melalui lobi tingkat tinggi tersebut,” tandas dia.
ADVERTISEMENT