Arena Grasstrack di Kupang Berubah Jadi Danau usai Badai Siklon Tropis Seroja

2 Mei 2021 8:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung berswafoto di danau yang diberi nama oleh warga sekitar Danau Tuakdaun di Kelurahan Batuplat, Kecamatan, Alak Kota Kupang, NTT, Sabtu (1/5/2021). Foto: Kornelis Kaha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung berswafoto di danau yang diberi nama oleh warga sekitar Danau Tuakdaun di Kelurahan Batuplat, Kecamatan, Alak Kota Kupang, NTT, Sabtu (1/5/2021). Foto: Kornelis Kaha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Warga di RT 17/007 Kelurahan Batuplat, Kota Kupang, sempat dikagetkan dengan munculnya sebuah danau di lokasi bekas arena grasstrack usai dihantam Badai Seroja pada April lalu. Padahal, lokasi tersebut dikenal sebagai wilayah yang kering.
ADVERTISEMENT
Ketua RT 17 Mariana Benny mengatakan fenomena alam ini pertama kali terjadi sejak dirinya tinggal selama 23 tahun di lokasi tersebut.
"Ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi pada tanggal 3-4 April lalu akibat badai Siklon Tropis Seroja," kata Mariana, dikutip dari Antara, Minggu (2/5).
Berdasarkan informasi dari laman Ikatan Motor Indonesia (IMI), grasstrack adalah sebuah ajang balapan yang menggunakan track tanah.
Grasstrack ini berbeda dengan ajang balapan motocross, sebab ajang balapan grasstrack membatasi kapasitas mesin motor balapnya yakni 110 cc sampai 125 cc.
Mariana mengatakan, kini danau tersebut menjadi lokasi wisata baru bagi warga yang ada di Kota Kupang. Karena selain diakibatkan oleh fenomena alam, lokasi tersebut juga terlihat sangat indah.
Beberapa pengunjung menggunakan rakit saat berada di danau Tuakdaun di Kelurahan Batuplat, Kecamatan, Alak Kota Kupang, NTT, Sabtu (1/5/2021). Foto: Kornelis Kaha/ANTARA FOTO
Keindahan dinilai karena di antara air danau, muncul gundukan-gundukan tanah menyerupai pulau-pulau di sekitarnya. Warga pun mempercantiknya dengan menambahkan jembatan kecil yang menghubungkan ke gundukan tanah di tengah danau.
ADVERTISEMENT
Mariana menyebut,​​ pihaknya tidak memungut biaya bagi pengunjung yang berwisata ke sana. Kata Mariana, pihaknya hanya menyiapkan kotak kosong dan berharap pengunjung dapat memberikan secara sukarela.
Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu danau tersebut semakin surut, karena ada warga mengalirkannya airnya yang mengarah ke area persawahan di sekitar.
Padahal, kata seorang warga yang ditemui di lokasi danau itu, Ares, lokasi tersebut berhasil menarik perhatian masyarakat karena kabar keindahannya.
"Kalau dibandingkan dengan danau baru di Sikumana, danau ini lebih indah karena ada gundukan-gundukan tanah menyerupai pulau yang jika difoto hasilnya pasti sangat bagus," tambah dia.
Sementara itu seorang anak penyewa rakit bagi pengunjung, Anton, mengaku bahwa sehari ia dan teman-temannya bisa mendapatkan uang lebih dari Rp 100 ribu.
ADVERTISEMENT
"Sekali naik warga sukarela kasih kami berapa pun yang mereka mau. Tetapi biasanya yang datang dan menggunakan rakit sekali naik dikasih Rp 5 ribu," tambah dia.
Fenomena kemunculan danau ini bukanlah yang pertama di Kupang. Sebelumnya, muncul juga danau seluas dua hektare di Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, usai badai siklon tropis Seroja terjadi di sejumlah wilayah di NTT.