Arteria ke Kapolri: Anggota Polri Jangan Menghamba ke Satu Orang

20 November 2019 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengikuti Rapat Dengan Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengikuti Rapat Dengan Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, meminta komitmen Kapolri Jenderal Pol Idham Azis agar perputaran dan mutasi di lingkungan Polri berjalan dengan baik. Sehingga tak ada satu pun anggota Polri yang bergantung pada satu orang.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana juga menempatkan pejabat yang tepat dalam jabatan yang tepat, ini PR Bapak. Bagaimana untuk memastikan itu sistem apa yang bisa bapak buat, bagaimana untuk mengikuti safety man safty team di lingkungan Polri agar tidak gaduh, atau tidak harus menghamba satu orang atau ke berapa orang," jelas Arteria saat rapat dengan Kapolri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (21/11).
Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan, pada Fit and Proper Test Calon Hakim Agung di Komisi III DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Arteria menegaskan proses mutasi pejabat Polri harus berkeadilan, transparan, tak ada Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Sebab menurutnya, dalam mutasi pejabat Polri sering ditemukan pejabat yang bisa naik jabatan dua kali dalam setahun.
"Bagaimana juga dengan proses mutasi, promosi, dan demosi yang harus berkepastian hukum mengedepankan prinsip legalitas, keadilan, dan transparansi anti KKN. Ada yang setahun bisa naik 2 kali, Pak. Ada yang sudah lama biasa-biasa saja di situ. Ini kan juga membuat orang gelisah," tutur dia.
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis bersama jajarannya menghadiri rapat kerja bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Senayan, Jakarta. Foto: Paulina Herasmarindar/kumparan
Arteria juga menyoroti soal dugaan obral bintang dan pangkat di Polri. Hal ini tak lain karena adanya ledakan jumlah kombes di tubuh Polri.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ada jabatan baru yang disiapkan untuk mengatasi masalah ini. Hal ini membuat pangkat jenderal tak sakral lagi karena tak mesti melalui pendidikan dan seleksi yang baik.
"Kami juga mohon apa benar kemarin katanya ada bintang-bintang itu di obral, karena sesudah ini jadi bintang. Jadi sakralnya bintang udah enggak ada lagi. Ini mohon ke depan bukan masanya Bapak tapi memang harus dipikirkan lagi," terangnya.
"Jadi isu perbaikan sistem pendidikan, sistem seleksi di lingkungan Polri memang betul-betul kita harapkan," pungkasnya.
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengikuti Rapat Dengan Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Polri saat ini tengah menghadapi masalah ledakan jumlah perwira tingkat menengah (pamen) berpangkat Kombes yang mencapai kurang lebih 400 orang.
Polri tengah menyusun solusi untuk meningkatkan sejumlah polda yang masih bertipe B --dipimpin jenderal bintang satu-- menjadi tipe A --dipimpin jenderal bintang dua. Selain itu, Polri juga merencanakan penambahan anggota pada satuan kerja tertentu.
ADVERTISEMENT