Arteria: Tangkapan 4 Ton Sabu Setahun Bukan Prestasi, Masih Ada 600 Ton di Luar

18 Maret 2021 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan, pada Fit and Proper Test Calon Hakim Agung di Komisi III DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan, pada Fit and Proper Test Calon Hakim Agung di Komisi III DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Arteria Dahlan meminta Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk lebih giat memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Sebab, hasil penangkapan narkoba yang dilakukan belum sebanding dengan jumlah narkotika yang beredar di luar.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita penangkapan sabu setahun 4 ton dikatakan prestasi, enggak prestasi. Karena dalam setahun sabu mungkin 600 ton bisa jadi. Hanya berapa persen (yang diungkap). Nah, angka-angka ini harusnya dihadirkan," ujar Arteria dalam RDP dengan BNN di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/3).
Ia juga mengatakan, BNN harus berinovasi dan bekerja cerdas untuk membasmi pengedar narkoba. Karena narkoba, bisa menjangkau semua kalangan.
Kepala BNN Petrus R. Golose mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/3/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
"Narkoba ini dari orang miskin, orang kaya, pakai. Yang enggak sekolah sampai profesor pakai, di desa sampai dengan mungkin saja di pusat kekuasaan, saya enggak bilang lingkar istana, tapi memakai. Dari anak kecil sampai orang tua makai, orang yang pelajar sampai pendidikan, dan aparat hukum pun pakai," ungkapnya.
Dari angka 5 sampai 6 juta pengguna narkoba di Indonesia bisa dibayangkan berapa kebutuhan narkobanya perhari, perbulan hingga pertahun. Sehingga ia kembali meminta BNN untuk terus giat melakukan pemberantasan. Karena bila dilihat dari segi biaya, penangkapan pelaku narkotika tak membutuhkan budget yang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak mengatakan ini bebannya BNN, karena BNN ini lebih ke pemberantasan. Kita tuh cuma (butuh biaya) Rp 37 juta untuk 1 kasus (narkoba), yang kita lawan itu adalah mafia narkoba. Kita menangkap orang pembunuhan saja ongkosnya mungkin Rp 70 juta tapi buat berantas narkoba lawan mafia Rp 37 juta," tutur dia.
BNN mengetes kandungan narkoba sebelum dimusnahkan di Lapangan Parkir BNN, Cawang, Jakarta Timur. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Arteria juga menyoroti pemberantasan narkoba yang dilakukan di daerah. Penegak hukum di sana menurutnya lebih giat melakukan pemberantasan kendati dengan SDM yang terbatas.
"Di kabupaten yang punya senjata tuh berapa? 2 orang. Ada mobilnya? Enggak ada, tapi mereka masih bisa melakukan perlawanan-perlawanan, apalagi kalau saya katakan SDM-nya jangan-jangan mereka-mereka yang di institusinya terpinggirkan tapi mereka masih bisa berprestasi di sini," kata Arteria.
ADVERTISEMENT